Pursuing Happiness : The Perfect Way to Be Unhappy

Satu hal yang saya pelajari selama kuliah di Fakultas Psikologi adalah manusia memiliki 2 dorongan / motivasi dalam hidup. 2 hal ini ada di setiap manusia, bahkan di setiap makhluk hidup lainnya. Sejauh ini para psikolog, ilmuwan dan peneliti belum dapat menemukan dari mana manusia dan hewan lain memperoleh hal ini. Oleh sebab itu kedua hal ini biasanya disebut sebagai insting. Kedua insting tersebut adalah :

  1. Memperoleh pleasure / kebahagiaan
  2. Menghindari pain / ketidaknyamanan / penderitaan

searching-for-happiness-ii-001Di antara kedua motivator penggerak manusia tersebut, “mencari” kebahagiaan sebenarnya adalah yang terutama. Sehingga pada dasarnya manusia dalam segala tindakan dan perilakunya didorong untuk mencari kebahagiaan. Apapun tindakan itu, seperti :

  • Mahasiswa yang berusaha lulus ujian sebaik-baik,
  • Orang yang berusaha mencari uang sebanyak-banyaknya,
  • Orang yang mencari cinta dan pasangan,
  • Orang yang meninggalkan keduniawian menjadi biarawan/biarawati,
  • Orang yang menjadi aktivis kemanusiaan,
  • Orang yang malas bekerja,
  • Orang yang menggunakan obat-obatan terlarang,
  • Dan sebagainya

Segala tindakan tersebut, dan tindakan-tindakan lain yang kita lakukan sehari-hari itu pada dasarnya demi mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita. Coba kita ambil waktu sejenak dan refleksikan diri kita, maka pasti kita temukan hampir semua yang kita lakukan adalah demi kebaikan dan kebahagiaan diri kita. Sederhananya : Siapa sih yang tidak mau bahagia?

Pertanyaan selanjutnya adalah : Apabila semua yang dilakukan untuk mencapai kebahagiaan, tapi mengapa hanya sedikit orang yang benar-benar bahagia?

Apa yang salah?

Menurut saya ada 2 faktor penyebab atas fenomena ini.

1. We think we know what makes us happy

But we really don’t!!

Selama ini sebagian besar masyarakat dunia memandang bahwa kebahagian adalah hasil dari sebuah kesuksesan (baca : Success “The Geocentric” Vs. Happy “The Heliocentric”), padahal itu salah! Jadi karena kebahagiaan itu adalah hasil bukan proses, maka wajar pada akhirnya orang-orang yang sebenarnya mencari kebahagiaan malah pada akhirnya mengejar hal yang salah. Di mana pada ujung-ujungnya hal lain tersebut seringkali malah mendatangkan stres dan tekanan mental.

Kebahagiaan dalam bahasa psikologi sering disebut dengan istilah Subjective Well Being. Secara sederhana lagi, bisa disebut bahwa orang yang bahagia adalah mereka yang sehat psikologis. Karena kebahagiaan adalah sebuah kondisi psikologis, maka untuk mencapainya kita haru lebih mengerti kondisi psikologis diri kita. Mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kita untuk meningkatkan kesehatan psikologis kita. Ketika kita sudah dapat meningkatkan kesehatan psikologis, maka niscaya kabahagiaan sudah ada dalam genggaman kita. 

Apakah anda sudah sehat secara psikologis?

2. We don’t accurately remember what makes us happy

But we think we do remember!

Coba kita ingat-ingat hal apa yang membuat kita bahagia.

Musik? Makanan? Gadget? Uang? Olahraga? Pacar?

Pernah punya semua itu tapi kita tetap merasa stres dan tidak bahagia?

Kalau pernah, apakah benar hal tersebut yang membuat kita bahagia?

So what is the real thing that makes you happy?

Think about it!

Dua tulisan saya sebelum ini (baca : When The World Just Need a Robot not a Human &  Success “The Geocentric” Vs. Happy “The Heliocentric”) saya membahas bahwa masyarakat cenderung sangat meremehkan bahkan mengabaikan pentingnya meningkatkan kesehatan psikologis dalam membangun individu, masyarakat dan bangsa yang lebih kompetitif, sukses dan happy. Menurut pengamatan saya pribadi, kedua faktor di atas juga merupakan faktor penyebab rendahnya kesadaran akan pentingnya kesehatan psikologis. Masyarakat kita merasa bahwa mereka sudah tahu bagaimana menjadi bahagia dan hal itu adalah hal mudah, maka buat apa perlu belajar khusus tentang hal itu?

Inilah hambatan terbesar saya dan teman-teman saya di Aethra Learning Center dalam upaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan psikologis dan menyehatkan kesehatan psikologis bangsa kita. Terdapat sebuah mental block kolektif dari masyarakat akan hal ini.

Saya sangat berharap dalam perjalanan nanti saya akan bertemu dengan orang-orang yang akhirnya memiliki kesadaran, keprihatinan dan keinginan yang sama dengan saya untuk menjadikan bangsa ini lebih bahagia. karena tentunya saya tidak bisa melakukan hal ini sendiri. Tapi dengan adanya bantuan dari teman-teman semua, maka semua hal itu bukan menjadi hanya sekedar impian, tetapi sebuah realita yang sedang menunggu untuk diwujudkan.

Apakah saya bisa mendapatkan hal itu dari teman-teman yang membaca ini?

Jadi tolong bantu saya menyebarkan pesan-pesan ini ke komunitas teman-teman, agar masyarakat kita mulai dapat melihat hal yang lebih penting dan esensial untuk diperjuangkan daripada hanya sekedar kesuksesan semata. You just have to click the share button below to contribute in educating Indonesia to a Psychologically Healthy Life. Thanks.

Kastena Boshi

Follow me @WilliamSBudiman

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.