Kolektor Sampah Emosi

Terkadang kita tidak perlu susah payah mengeluarkan uang banyak untuk pindah ke rumah baru, ke apartment baru ataupun ke tempat kos baru demi mendapatkan sebuah suasana tempat tinggal yang menyenangkan dan nyaman. Terkadang kita hanya butuh membuang semua barang yang sudah rusak, tidak terpakai ataupun yang disimpan hanya karena kenangan tertentu. Saat itu dilakukan, percayalah kita akan menemukan rumah/kamar/ruangan kita menjadi lebih luas, lega, bersih, nyaman, dan terkadang terasa seperti baru.

Sama dengan rumah/kamar/ruangan, maka psikologis manusia pun dapat ibarat seperti ruangan. Hal-hal yang kita taruh di sana akan mempengaruhi kondisi psikologis kita. Ketika kita ingin hidup yang nyaman dan bahagia, maka hal yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kondisi ruang psikologis kita? Ada hal apa saja yang terletak di sana?

Ketika dalam ruang psikologis diri kita tersimpan banyak sekali sampah emosi, seperti kebencian, kekecewaan, luka batin, kemarahan, kecemburuan, kesedihan, sakit hati, perasaan bersalah dan masih banyak emosi negatif lainnya. Maka niscaya diri kita tidak akan pernah dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Ibarat ruangan yang terlalu banyak sampah di dalamnya, ruangan tersebut menjadi sempit, pengap, bau dan tidak menyenangkan untuk ditinggali.

Percuma ketika kita berusaha melakukan banyak hal untuk mendapatkan kebahagiaan, tetapi kita tidak pernah mau membuang sampah emosi tersebut dari diri kita. Hasilnya akan sama saja. Kita akan kesulitan merasa bahagia. Read More

Social Media : Connecting People by Disconnecting It!

social-mediaSemenjak awal sejarah peradaban manusia, dunia tidak pernah “sekecil” ini dan tidak pernah seseorang manusia dapat terhubung dengan sebegitu banyak orang pada saat yang bersamaan seperti masa sekarang ini. Tetapi sayangnya, manusia juga tidak pernah terputus seperti ini dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Badan ada di tempat, tetapi “nyawa” ada di sosial media yang terdapat dalam gadget masing-masing.

Internet. Semua ini bermula dari internet.

Saya masih ingat pertama kali saya menggunakan internet yaitu ketika SMP 1, kurang lebih berumur 13 tahun. Saat itu internet masih mengguna dial-up. Semoga yang baca tulisan ini masih mengerti apa itu dial-upDial-up adalah cara untuk mengakses internet yang digunakan pada jaman Soeharto masih jadi presiden  sampai beberapa tahun setelah jaman reformasi. Penggunaannya adalah dengan mencolok kabel telepon ke modem yang tertanam di belakang CPU PC — Yes, laptop masih mahal dan Nokia 5110 masih merajai Indonesia — dan tekan tulisan dial sampai anda mendengar sebuah bunyi khas yang menandai generasi anak 90an di Indonesia.

Jika internet digunakan, maka telepon tidak bisa digunakan. Kecepatan internetnya jika dibandingkan dengan kecepatan broadband internet sekarang seperti mobil ferrari melawan bajaj. Download lagu berdurasi 5 menit memerlukan watu yang sama dengan mendownload film bioskop berdurasi 1.5 jam yang beresolusi Blue Ray!

dial up

Dial-up Internet

Namun dalam waktu kurang dari 20 tahun, perkembangan teknologi terutama internet sangat luar biasa. Sejak email pertama dikirimkan pada tahun 1971 dan World Wide Web pertama dikembangkan pada tahun 1991, teknologi telah mengalami sebuah revolusi yang  masif dan super cepat.

Jika pada jaman dial-up kita yang mendatangi internet, maka pada saat ini internet yang mengikuti kemana pun kita pergi.

Read More

Tweets #MelekEmosi Pilihan part 8

Follow my tweet @WilliamSBudiman

  1. Nah diantara sekian banyak emosi, yang paling bahaya buat dipendem sendiri lama-lama dalam hati itu adalah marah. #MelekEmosi
  2. Melebihi segala jenis emosi lainnya, simpan and pendem marah itu dampaknya paling parah buat diri sendiri. #MelekEmosi
  3. Sayangnya byk org yang masih merasa kalau mendem marah (apalagi kalau cuma marah soal hal kecil) itu ga masalah. Tapi ga begitu! #MelekEmosi
  4. Marah = Rayap Super. Kesehatan Psikologis Manusia = Kotak Kayu. #MelekEmosi
  5. Marah=Rayap Super. Simpen marah dlm hati = buang rayap ke dlm kotak kayu. Jaminan “digerogotin” dari dlm sampai kotak itu rusak. #MelekEmosi
  6. Walau cuma 1 rayap kecil yang disimpen dlm kotak kayu. Tetap tunggu waktu cepat/lambat, kotak kayu kita bakal hancur juga. #MelekEmosi
  7. Kalau kita mau #SehatPsikologis, syarat utamanya adalah bisa ekspresiin marah dengan baik.
  8. Masalah utamanya : bagi kita org timur, kita sudah ditanamkan dalam-dalam dari kecil kalau marah itu salah! #MelekEmosi
  9. Makanya setiap kita marah, pasti kita dimarahin balik sama orangtua/guru karena kita marah. “Anak baik itu ga boleh marah!” #MelekEmosi
  10. Lucunya kl orgtua/guru marah = tanda sayang. Anak marah = salah/ga sopan. Kasihan ya kita dr kecil diajar buat jd ga konsisten! #MelekEmosi
  11. Mkny jg pas kita dimarahin,kita suka marah balik. Krn bagi kita,org itu melakukan hal yg tidak sepantasnya ke kita,yaitu: Marah. #MelekEmosi
  12. Kalau keyakinan kita dari kecil bahwa marah itu salah, gimana kita bisa mengekspresikan marah dengan baik? Kan ga boleh marah. #MelekEmosi
  13. Oleh krn itu,agar kita bisa mengekspresikan marah dengan baik, kita perlu mengubah mindset/pemikiran kita ttg marah itu sendiri. #MelekEmosi
  14. Marah itu kasihan. Dia selalu dikambinghitamkan dan dilabel buruk sama masyarakat. Padahal marah itu hal manusiawi loh. #MelekEmosi
  15. CATAT! Marah itu tidak pernah salah, bahkan wajar. Yang salah adalah cara dan kepada siapa kita marah. #MelekEmosi
  16. Kita srg bgt marah ke orang (bhkan benda/hewan) yang salah. Dan cara kita salah dan menyakiti. Ini sumber segala bencana dunia! #MelekEmosi
  17. “Marah itu mudah! Tp marah pada org yg bnr,pada saat yg bnr, u/ tujuan yg bnr & dgn cara yg bnr,itu yg tdk mudah!” ~Aristoteles #MelekEmosi

Kastena Boshi

Pursuing Happiness : The Perfect Way to Be Unhappy

Satu hal yang saya pelajari selama kuliah di Fakultas Psikologi adalah manusia memiliki 2 dorongan / motivasi dalam hidup. 2 hal ini ada di setiap manusia, bahkan di setiap makhluk hidup lainnya. Sejauh ini para psikolog, ilmuwan dan peneliti belum dapat menemukan dari mana manusia dan hewan lain memperoleh hal ini. Oleh sebab itu kedua hal ini biasanya disebut sebagai insting. Kedua insting tersebut adalah :

  1. Memperoleh pleasure / kebahagiaan
  2. Menghindari pain / ketidaknyamanan / penderitaan

searching-for-happiness-ii-001Di antara kedua motivator penggerak manusia tersebut, “mencari” kebahagiaan sebenarnya adalah yang terutama. Sehingga pada dasarnya manusia dalam segala tindakan dan perilakunya didorong untuk mencari kebahagiaan. Apapun tindakan itu, seperti : Read More