Conditional Happiness Vs. Unconditional Happiness

Mari kita berandai-andai. Kalau saat ini juga teman-teman diberikan 2 pilihan yang dapat dikabulkan menjadi kenyataan saat ini juga, yaitu :

  1. You live happily ever after. Dengan kata lain, menjadi orang paling bahagia di dunia. Level kebahagiaan meningkat secara signifikan, yang artinya teman-teman merasa lega tanpa beban, merasa baik akan diri sendiri, stres menurun drastis, keeratan hubungan dengan teman dan keluarga meningkat, rasa penyesalan/bersalah/kemarahan menurun drastis (semoga kalau bisa malah menghilang), ceria, pikiran positif dan optimisme mengisi otak teman-teman.
  2. Dapat 2 milyar rupiah. DIBAYAR TUNAI.
bahagia mendadak vs. kaya mendadak

bahagia mendadak vs. kaya mendadak

Read More

Pursuing Happiness : The Perfect Way to Be Unhappy

Satu hal yang saya pelajari selama kuliah di Fakultas Psikologi adalah manusia memiliki 2 dorongan / motivasi dalam hidup. 2 hal ini ada di setiap manusia, bahkan di setiap makhluk hidup lainnya. Sejauh ini para psikolog, ilmuwan dan peneliti belum dapat menemukan dari mana manusia dan hewan lain memperoleh hal ini. Oleh sebab itu kedua hal ini biasanya disebut sebagai insting. Kedua insting tersebut adalah :

  1. Memperoleh pleasure / kebahagiaan
  2. Menghindari pain / ketidaknyamanan / penderitaan

searching-for-happiness-ii-001Di antara kedua motivator penggerak manusia tersebut, “mencari” kebahagiaan sebenarnya adalah yang terutama. Sehingga pada dasarnya manusia dalam segala tindakan dan perilakunya didorong untuk mencari kebahagiaan. Apapun tindakan itu, seperti : Read More

Success “The Geocentric” Vs. Happy “The Heliocentric”

Teori GeosentrisSebelum tahun 1543, hampir seluruh penduduk di dunia percaya pada Teori Geosentris, bahwa matahari berputar mengeliling bumi. Bumi adalah pusat dari tata surya. Sampai kemudian seseorang astronom bernama Nicolaus Copernicus menyatakan hal yang sebaliknya, yaitu : Matahari adalah pusat dari galaksi. Bahwa bumilah yang bergerak berputar mengeliling matahari. Teori ini kemudian di kenal sebagai Teori Heliosentris.
Teori Heliosentris

Copernicus menuliskan temuannya itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543. Teori Copernicus yang dinyatakannya dalam karyanya ini langsung mendapat hinaan dan kritikan.

Christoph Clavius, seorang Imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, “Teori Copernicus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah”.

Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, “Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi”.

Seiringnya berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan, barulah terbukti bahwa Teori Heliosentris Copernicus terbukti benar. Read More

Jangan Terjebak Pada Kesedihan Yang Sama

Seorang guru spiritual diundang datang ke sebuah seminar yang dihadiri ribuan hadirin. Guru tersebut diminta untuk berceramah dan memberikan nasihat-nasihat hidup bagi para hadirin. Saat sang guru ini mulai naik ke atas panggung, seluruh hadirin bertepuk tangan menyambutnya dan penasaran menanti wejangan-wejangan yang akan diberikan oleh guru spiritual ini.

Di atas panggung, sang guru memulai ceramahnya dengan menceritakan sebuah lelucon. Seluruh hadirin tertawa mendengarnya. Setelah hadirin berhenti tertawa, sang guru kembali menceritakan lelucon yang sama, kali ini hanya sebagian hadirin yang tertawa. kemudian sang guru tersebut selama 10 menit kemudian terus mengulangi cerita lelucon yang sama, sampai tidak ada satu pun hadirin yang tertawa lagi. Melihat raut wajah para hadirin yang terlihat bingung, sang guru pun tertawa.

Sang guru kemudian tersenyum lebar dan berkata, “Apabila kamu tidak dapat tertawa pada lelucon yang sama berulang-ulang, mengapa kamu selalu menangisi masalah yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sangat lama?”

Setelah berbicara itu, sang guru pun turun panggung meninggalkan para hadirin yang termenung mendengar ucapannya.

Make Happiness a Habit and SMILE UP YOUR LIFE!

Kastena Boshi

follow me @WilliamSBudiman

When Your Heart Can’t Smile

[translated by Anita Rijadi]

Recently, I observed Facebook with all of its “heart-crying” statuses. I realized that some of my friends are going through hard times. Well, so to speak, I am one of them.

Coincidently, I’ve just gone through a devastating experience. But I think I went through this “dark times” quite well. Even one of my friends here wondered why I acted like there’s nothing happened and overcome the problem calmly. I went through those days like I go through my usual days.

Before I explain why I could go through my devastating experience well, I’d like to explain a little bit about human psychology.

There are 3 main elements in us that have a big impact in our lives. They are M E BMind, Emotion, and Body. These 3 elements are intertwined and interrelated.

If there’s any change in our emotion, the other two elements change. If there’s any alteration in our mind or body, the other two elements are affected. Read More