Kalau teman-teman adalah pembaca setia blog saya ini (I wish), maka kata Kastena Boshi kemungkinan sudah tidak tidak asing lagi. Kastena Boshi adalah kata penutup di setiap tulisan saya. Hampir setiap orang yang membaca tulisan saya, setelah selesai membaca mungkin akan bertanya : “apaan sih tuh kastena boshi?”
Bukan isi tulisan saya yang dipertanyakan atau ditangkap pesannya, tetapi kata-kata penutup saya yang seringkali mencuri perhatian. Tidak peduli ini tulisan pesannya apa, tapi apa itu kastena boshi?!! Bahkan pernah saat saya sedang membawakan seminar singkat di Astra Honda Motor tentang Happiness Paradox, dan sudah saatnya sesi tanya jawab, penanya pertama di sesi itu bertanya : “Selamat siang, Pak William. Penjelasan yang bagus sekali tentang kebahagiaan dan pengetahuan yang menarik. Saya juga sebelum datang ke seminar ini, saya sudah baca-baca artikel di website bapak. Saya mau tanya, apa sih itu kastena boshi?“
Setelah saya berceloteh tentang psikologi positif dan kebahagiaan selama 1.5 jam, pertanyaan pertamanya adalah : “apa sih itu kastena boshi?” Kata-kata yang sama sekali tidak pernah disebut selama seminar. Sejenak saya merasa gagal sebagai seorang pembicara!! hahahaha…………………. *sigh*
Kastena Boshi sebenarnya adalah sebuah istilah yang saya dapat saat sedang menjadi seorang asisten trainer di Tehran, Iran. Saat itu saya sedang membantu sebuah training yang diselenggarakan oleh badan LSM dunia yang bergerak dalam bidang pencegahan dan perlawanan atas penyalahgunaan NAPZA dunia. LSM tersebut bernama Colombo Plan. Training yang diadakan di Iran adalah sebuah program kerjasama antara Colombo Plan dengan pemerintahan Iran untuk mengajarkan para relawan muda Iran cara mengajar yang baik, sehingga mereka mampu memberikan penyuluhan NAPZA yang baik nantinya.
Pengalaman memberikan training di Iran sangat luar biasa, rasanya itu dapat dijadikan sebuah cerita tersendiri.
- Iran negara yang sangat konservatif dengan mobil-mobil “kuno” bertebaran dan berseliweran di jalan (rasanya seperti kembali ke tahun 1994). Bahkan kijang kotak terasa seperti sebuah kemewahan!
- Lalu rasa dingin menusuk di gurun pasir sekitar airport pada subuh hari juga pengalaman yang manis.
- Terakhir!! Terutama!! Wanita Iran luar biasa cantik!! Saya hampir memutuskan tidak pulang ke Indonesia karena para wanitanya.

Pengalaman tak terlupakan di Iran, terutama di antara wanita cantiknya (spesifik lagi dengan gadis berbaju coklat muda berkerudung coklat tua. Oh My Gosh!!)
Kembali ke kastena boshi.
Di sela istirahat training, saya ngobrol dengan para remaja mereka. Dengan menggunakan bahasa yang seadanya (mereka sangat sulit berbicara menggunakan bahasa Inggris), kami berbicara tentang bagaimana cara adat masing-masing memberi semangat untuk orang lain. Singkat kata (dari obrolan susah payah 15 menit dengan segala gerak tubuhnya), saya akhirnya berhasil mendapatkan jawabannya, yaitu kastena boshi.
Kastena boshi menurut penjelasan mereka adalah “semoga pundak kamu kuat.”
Menurut intepretasi saya pribadi tentang kastena boshi merupakan sebuah doa, filosofi dan sudut pandang baru dalam menjalani hidup. Dalam perjalanan hidup, kita semua tidak dapat menghindari tantangan/masalah/hambatan yang menjadi beban hidup.
Kemampuan seseorang memanggul beban merupakan salah satu pembeda antara orang sukses maupun orang kecil.
Hanya orang kecil yang memiliki beban hidup yang kecil. Semakin besar dan sukses orang tersebut, maka beban yang dihadapi akan semakin besar, kompleks dan besar. Dengan demikian, kastena boshi bagi saya memiliki arti bahwa saat kita menemui sebuah halangan/tantangan/masalah dalam hidup, daripada berdoa agar masalah tersebut hilang atau menjadi ringan, lebih baik berdoa agar pundak kita menjadi lebih kuat. Sehingga pundak kita semakin hari, semakin mampu memanggul beban yang lebih berat. Dengan mampu memanggul dan mengatasi beban yang besar, maka saat itulah kita menjadi seseorang yang lebih baik, lebih besar dan lebih sukses dalam hidup.
Sebuah frase singkat yang terdiri dari 2 kata, kastena boshi, bagi saya memiliki makna yang sangat besar. Kata-kata ini selalu mengingatkan diri saya untuk selalu kuat di saat-saat terendah saya. Kata-kata ini membantu saya untuk melihat masalah/tantangan/hambatan yang saya hadapi adalah sebuah kunci untuk menjadi sukses dan lebih baik. Caranya, cukup menjadikan pundak saya lebih kuat dari sebelumnya.
Kemudian, dengan menuliskan frase itu di setiap akhir tulisan, saya juga sedang berusaha mendoakan agar pundak teman-teman semakin kuat!
So, kastena boshi!

ini si Bapak yang buat saya sesaat merasa gagal sebagai pembicara!! :p