Pursuing Happiness : The Perfect Way to Be Unhappy

Satu hal yang saya pelajari selama kuliah di Fakultas Psikologi adalah manusia memiliki 2 dorongan / motivasi dalam hidup. 2 hal ini ada di setiap manusia, bahkan di setiap makhluk hidup lainnya. Sejauh ini para psikolog, ilmuwan dan peneliti belum dapat menemukan dari mana manusia dan hewan lain memperoleh hal ini. Oleh sebab itu kedua hal ini biasanya disebut sebagai insting. Kedua insting tersebut adalah :

  1. Memperoleh pleasure / kebahagiaan
  2. Menghindari pain / ketidaknyamanan / penderitaan

searching-for-happiness-ii-001Di antara kedua motivator penggerak manusia tersebut, “mencari” kebahagiaan sebenarnya adalah yang terutama. Sehingga pada dasarnya manusia dalam segala tindakan dan perilakunya didorong untuk mencari kebahagiaan. Apapun tindakan itu, seperti : Read More

Success “The Geocentric” Vs. Happy “The Heliocentric”

Teori GeosentrisSebelum tahun 1543, hampir seluruh penduduk di dunia percaya pada Teori Geosentris, bahwa matahari berputar mengeliling bumi. Bumi adalah pusat dari tata surya. Sampai kemudian seseorang astronom bernama Nicolaus Copernicus menyatakan hal yang sebaliknya, yaitu : Matahari adalah pusat dari galaksi. Bahwa bumilah yang bergerak berputar mengeliling matahari. Teori ini kemudian di kenal sebagai Teori Heliosentris.
Teori Heliosentris

Copernicus menuliskan temuannya itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543. Teori Copernicus yang dinyatakannya dalam karyanya ini langsung mendapat hinaan dan kritikan.

Christoph Clavius, seorang Imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, “Teori Copernicus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah”.

Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, “Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi”.

Seiringnya berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan, barulah terbukti bahwa Teori Heliosentris Copernicus terbukti benar. Read More

When The World Just Need a Robot not a Human

irobotSaat ini semakin banyak film yang berusaha menggambarkan tentang peradaban bumi di masa depan. Rata-rata dalam film tersebut digambarkan bahwa robot akan menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia di masa depan. Robot akan menjadi “pekerja” yang efisien bagi seluruh pekerjaan manusia, seperti gambar di atas dalam film yang dimainkan oleh Will Smith, yaitu :iRobot.

Robot pada dasarnya adalah sebuah komputer yang diperlengkapi dengan tubuh manusia. Sebuah komputer yang telah diprogram untuk melakukan pekerjaan manusia, baik pekerjaan yang membutuhkan kekuatan tubuh maupun pikiran, dengan kompetensi lebih baik dari manusia. Robot juga tidak akan terdistraksi dengan kepentingan pribadi mereka, sehingga para robot dapat bekerja dengan sangat fokus, bahkan mereka tidak akan protes bila diberi pekerjaan yang banyak! Maka hasil yang diperoleh adalah pekerjaan selesai dengan efisien, efektif, rapih, akuratdan boleh digaransi 0% kesalahan. Bayangkan perusahaan apa dan bos mana yang tidak ingin punya anak buah seperti itu? Basicly we don’t need human to do the human jobs, because robots can do better!

Film-film futurustik tersebut menunjukkan gambaran kita semua akan masa depan. Dengan tuntutan dunia saat ini akan kompetensi dan profesionalitas yang begitu tinggi, maka tidak heran apabila kita membayangkan masa depan tentunya akan memiliki tuntutan yang lebih tinggi lagi dibandingkan masa kini. Maka robot menjadi sebuah konsekuensi logis dalam memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Tapi bagi saya, film tersebut bukanlah sekedar gambaran dan prediksi kita akan masa depan. Bagi saya, film-film tersebut adalah potret masyarakat global saat ini. Sebuah masyarakat yang lebih membutuhkan robot daripada manusia. Read More