Success “The Geocentric” Vs. Happy “The Heliocentric”

Teori GeosentrisSebelum tahun 1543, hampir seluruh penduduk di dunia percaya pada Teori Geosentris, bahwa matahari berputar mengeliling bumi. Bumi adalah pusat dari tata surya. Sampai kemudian seseorang astronom bernama Nicolaus Copernicus menyatakan hal yang sebaliknya, yaitu : Matahari adalah pusat dari galaksi. Bahwa bumilah yang bergerak berputar mengeliling matahari. Teori ini kemudian di kenal sebagai Teori Heliosentris.
Teori Heliosentris

Copernicus menuliskan temuannya itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543. Teori Copernicus yang dinyatakannya dalam karyanya ini langsung mendapat hinaan dan kritikan.

Christoph Clavius, seorang Imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, “Teori Copernicus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah”.

Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, “Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi”.

Seiringnya berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan, barulah terbukti bahwa Teori Heliosentris Copernicus terbukti benar. Read More

When The World Just Need a Robot not a Human

irobotSaat ini semakin banyak film yang berusaha menggambarkan tentang peradaban bumi di masa depan. Rata-rata dalam film tersebut digambarkan bahwa robot akan menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia di masa depan. Robot akan menjadi “pekerja” yang efisien bagi seluruh pekerjaan manusia, seperti gambar di atas dalam film yang dimainkan oleh Will Smith, yaitu :iRobot.

Robot pada dasarnya adalah sebuah komputer yang diperlengkapi dengan tubuh manusia. Sebuah komputer yang telah diprogram untuk melakukan pekerjaan manusia, baik pekerjaan yang membutuhkan kekuatan tubuh maupun pikiran, dengan kompetensi lebih baik dari manusia. Robot juga tidak akan terdistraksi dengan kepentingan pribadi mereka, sehingga para robot dapat bekerja dengan sangat fokus, bahkan mereka tidak akan protes bila diberi pekerjaan yang banyak! Maka hasil yang diperoleh adalah pekerjaan selesai dengan efisien, efektif, rapih, akuratdan boleh digaransi 0% kesalahan. Bayangkan perusahaan apa dan bos mana yang tidak ingin punya anak buah seperti itu? Basicly we don’t need human to do the human jobs, because robots can do better!

Film-film futurustik tersebut menunjukkan gambaran kita semua akan masa depan. Dengan tuntutan dunia saat ini akan kompetensi dan profesionalitas yang begitu tinggi, maka tidak heran apabila kita membayangkan masa depan tentunya akan memiliki tuntutan yang lebih tinggi lagi dibandingkan masa kini. Maka robot menjadi sebuah konsekuensi logis dalam memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Tapi bagi saya, film tersebut bukanlah sekedar gambaran dan prediksi kita akan masa depan. Bagi saya, film-film tersebut adalah potret masyarakat global saat ini. Sebuah masyarakat yang lebih membutuhkan robot daripada manusia. Read More

Brand It Like Beckham : The World Football Anomaly

Pada Headline halaman depan Koran Kompas edisi Sabtu 18 Mei 2013, tertampang foto David Beckham  dengan judul “Mau ke Mana Lagi, Beckham?” Lalu di bagian olahraga, Beckham mengambil 1 halaman penuh. Bahkan Berita pembahasan tentang Europa League : Benfica vs Chelsea hanya mengambil setengah halaman. Ini adalah hal yang mengagumkan dan luar biasa. Selama 17 tahun saya nonton sepakbola, saya tidak pernah melihat ada pesepakbola (bahkan olahragawan lain) yang pensiun dan mengambil headline di surat kabar nasional! Hanya Beckham satu-satunya.

Beckham Pensiun - Kompas

Setelah Beckham menyatakan pensiun, seperti yang telah diduga, respon di seluruh dunia langsung berhamburan. Banyak sekali artikel menulis tentang Beckham yang diikuti dengan komen-komen orang dalam artikel tersebut. Hal yang membuat sedih adalah dari sekian banyak komen tersebut cukup banyak orang yang mengkritik bahkan menghina Beckham. Komen tersebut memiliki pesan yang senada, antara lain :

  • Beckham bukan pemain hebat, dia hanya modal ganteng dan penampilan
  • Beckham adalah pemain bola yang overrated
  • Beckham bukan pemain bola, hanya bintang iklan yang dikontrak klub demi alasan marketing

Selama saya membaca komen tersebut, saya tidak berhenti berpikir dan bertanya :

Apa salahnya seorang pesepakbola menjadi terkenal untuk hal di luar sepakbola? Read More

Role Model as a Perfect Education Tools

Tahun 1996, terjadi sebuah gol yang dicetak oleh seorang pemain sepakbola Inggris berumur 21 tahun dan disaksikan oleh seorang bocah Indonesia berusia 11 tahun. Gol tersebut dicetak dari tengah lapangan sepakbola.  Setelah kejadian itu, hidup si pemain bola dan si bocah kecil tidak pernah sama lagi.

Pemain bola itu kemudian menjalani 17 tahun karir yang berkilau dengan prestasi. Menjadi satu-satunya pesepakbola Inggris yang :

  • bermain di 4 Klub Besar di 4 Liga terbesar di Eropa (Liga Inggris, Spanyol, Italia & Perancis),
  • meraih gelar juara liga di 4 negara berbeda,
  • 2 kali menjadi runner-up FIFA WORLD PLAYER of Year,
  • mencetak gol pada 3 Piala Dunia yang berbeda (1998, 2002, 2006).
  • Tahun 2002 mendapat penghargaan dari Asosiasi Sepakbola Inggris sebagai “Goal of The Decade”.

Beckham halfway goalSedangkan sang bocah tumbuh menjadi fans setia pemain tersebut dan pecinta permainan sepakbola. Pemain sepakbola muda tersebut telah menjadi bagian dari hidupnya. Bocah itu mengikuti dengan seksama kisah hidup dan karir si pesepakbola, membeli baju bola dan sepatunya, bermain bola sesuai dengan posisinya, memakai baju dengan nomor punggung yang sama dengannya, dan hampir setiap jengkal kamar si bocah penuh dengan posternya. Seperti yang mungkin telah ditebak oleh teman-teman, pemain bola tersebut adalah David Robert Joseph Beckham dan bocah kecil itu adalah William Sulivan Budiman alias saya sendiri. Tanggal 16 Mei 2013, David Beckham mengumumkan bahwa dirinya pensiun dari sepakbola. Sebuah berita yang sangat mengejutkan dan menyedihkan terutama bagi saya.

Jujur tanpa melebih-lebihkan, saya merasa ada sedikit bagian dari diri saya yang hilang saat mendengar berita itu.

Bagaimana tidak?! Setelah 17 tahun lebih, Beckham menjadi lebih dari sekedar idola bagi saya. Ia telah menjadi role model atau teladan. Read More

Bermimpi, Percaya, Berdoa dan Berusaha

Pada usianya yang ke-34, Florence Chadwick memiliki tujuan untuk menjadi wanita pertama yang berhasil berenang dari Pulau Catalina menuju pesisir California. Jutaan Orang menyaksikan usahanya tersebut melalui TV pada tanggal 4 Juli 1952. Florence terlihat berjuang di hamparan lautan yang kelihatannya seperti padang es yang tak bertepi dan yang dikelilingi kabut yang sangat tebal. Begitu tebalnya kabut itu sehingga bahkan ia tidak dapat melihat perahu yang mengawalnya. Ibu dan pelatihnya berada dalam perahu itu sambil terus memberian dorongan dengan berteriak: “Ayo, sedikit lagi sudah hampir sampai !” Florence terus berjuang untuk melawan air laut yang dinginnya menembus kulit sambil menghindari ikan-ikan hiu yang berenang kearahnya. Ikan-ikan hiu itu hanya dapat diusir melalui tembakan senapan yang ditembakkan oleh pelatihnya dari perahu. Read More

Jangan Terjebak Pada Kesedihan Yang Sama

Seorang guru spiritual diundang datang ke sebuah seminar yang dihadiri ribuan hadirin. Guru tersebut diminta untuk berceramah dan memberikan nasihat-nasihat hidup bagi para hadirin. Saat sang guru ini mulai naik ke atas panggung, seluruh hadirin bertepuk tangan menyambutnya dan penasaran menanti wejangan-wejangan yang akan diberikan oleh guru spiritual ini.

Di atas panggung, sang guru memulai ceramahnya dengan menceritakan sebuah lelucon. Seluruh hadirin tertawa mendengarnya. Setelah hadirin berhenti tertawa, sang guru kembali menceritakan lelucon yang sama, kali ini hanya sebagian hadirin yang tertawa. kemudian sang guru tersebut selama 10 menit kemudian terus mengulangi cerita lelucon yang sama, sampai tidak ada satu pun hadirin yang tertawa lagi. Melihat raut wajah para hadirin yang terlihat bingung, sang guru pun tertawa.

Sang guru kemudian tersenyum lebar dan berkata, “Apabila kamu tidak dapat tertawa pada lelucon yang sama berulang-ulang, mengapa kamu selalu menangisi masalah yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sangat lama?”

Setelah berbicara itu, sang guru pun turun panggung meninggalkan para hadirin yang termenung mendengar ucapannya.

Make Happiness a Habit and SMILE UP YOUR LIFE!

Kastena Boshi

follow me @WilliamSBudiman

Gembala dan Pemburu

Pada jaman Tiongkok kuno, terdapat seorang gembala domba yang memiliki tetangga seorang pemburu. Pemburu ini memiliki anjing-anjing ganas yang seringkali meloncati pagar gembala ini dan mengejar domba-domba miliknya. Beberapa kali sang gembala ini mengingatkan tetangganya ini tentang dombanya namun selalu tidak dihiraukan.

Sampai suatu hari anjing pemburu tersebut kembali melompati pagar dan melukai beberapa domba sang gembala tersebut. Kesal dan marah atas kejadian ini, sang gembala langsung pergi ke kota untuk menemui hakim demi menuntut keadilan.

Hakim mendengarkan seluruh cerita keluh kesah si gembala. Lalu hakim tersebut berkata, “saya bisa saja menghukum pemburu tersebut dan memerintahkan dia untuk mengurung dan merantai anjing-anjing miliknya. Akan tetapi kamu akan kehilangan seorang teman dan mendapatkan seorang musuh. Apakah kamu ingin memiliki tetangga yang adalah teman atau musuh?”

Mendengar pernyataan hakim, sang gembala kemudian merenung sesaat dan menjawab dengan hati-hati, “saya tentu memilih memiliki teman. Tetapi bagaimana caranya agar saya tetap memiliki teman dan saya tidak terus dirugikan?”

“Baik saya akan memberikan sebuah solusi yang dapat kamu jalankan sepulang dari tempat ini.” jawab sang hakim. Mendengar solusi yang diberikan oleh hakim tersebut, sang gembala pun setuju dan pulang ke rumah. Read More

Taking Responsibility

[lanjutan dari https://williambudiman.com/2012/02/17/berteman-dengan-kesalahan-dan-kegagalan/]

Pada tulisan saya sebelum ini, saya menekankan bahwa setiap kesuksesan pasti “ditemani” dengan kesalahan dan kegagalan. Saya menuliskan bahwa “KEBERHASILAN atau KESUKSESAN adalah HASIL dari akumulasi kesalahan-kesalahan dan kegagalan-kegagalan yang telah direfleksikan dan diperbaiki“. Dalam bahasa yang lebih sederhana : untuk menjadi sukses, kita harus belajar dari setiap kesalahan dan kegagalan kita. Saya rasa semua orang tahu dengan hal ini. Bahkan saya yakin semua orang setuju akan hal ini. Oleh karena itu ada beberapa peribahasa yang menyebutkan hal yang bernada sama, seperti : “Pengalaman adalah guru yang terbaik” ; “keledai tidak jatuh pada lubang yang sama dua kali!”. Namun hal yang perlu kita cermati dan renungi adalah, apabila semua orang setuju bahwa kita harus belajar dari kesalahan dan kegagalan kita untuk menjadi sukses, mengapa masih lebih banyak orang yang tidak sukses dibanding sukses? Mengapa banyak sekali orang yang selalu terjebak dengan kesalahan dan kegagalan yang sama tanpa pernah menjadi lebih baik? Read More

Berteman dengan Kesalahan dan Kegagalan

Pekerjaan sebagai seorang trainer membawa saya bertemu dengan banyak orang-orang baru. Bertemu dengan teman-teman baru dari banyak latar belakang keluarga, agama, ras, ekonomi, umur, pendidikan bahkan bangsa yang berbeda. Pengalaman bisa berkenalan dan “bersentuhan” dengan banyak karakter individu yang unik inilah merupakan salah satu sebab mengapa saya mencintai pekerjaan saya ini. Kesempatan saya untuk belajar bersama dengan para peserta yang luar biasa di banyak kegiatan membuat saya melihat ada satu kesamaan ditengah-tengah perbedaan karakteristik para peserta. Kesamaannya adalah sebagian besar dari para peserta pelatihan, seminar dan workshop saya memiliki hambatan dalam memberikan pendapat!

Ketika saya mengajukan pertanyaan ataupun sebuah pernyataan, hanya sebagian kecil dari peserta saya yang berani untuk menjawab dan berpendapat. Sebagian besar lainnya memilih untuk tetap diam dan menjadi pendengar yang baik. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi ketika saya membantu sebuah training di Iran, fenomena ini pun terjadi. Hanya sebagian kecil peserta yang aktif dan berani memberikan pendapat. Tentunya banyak hal yang dapat menyebabkan fenomena ini, namun saya melihat ada satu penyebab yang cukup dominan, yaitu : TAKUT SALAH! Read More