Success “The Geocentric” Vs. Happy “The Heliocentric”
Sebelum tahun 1543, hampir seluruh penduduk di dunia percaya pada Teori Geosentris, bahwa matahari berputar mengeliling bumi. Bumi adalah pusat dari tata surya. Sampai kemudian seseorang astronom bernama Nicolaus Copernicus menyatakan hal yang sebaliknya, yaitu : Matahari adalah pusat dari galaksi. Bahwa bumilah yang bergerak berputar mengeliling matahari. Teori ini kemudian di kenal sebagai Teori Heliosentris.

Copernicus menuliskan temuannya itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543. Teori Copernicus yang dinyatakannya dalam karyanya ini langsung mendapat hinaan dan kritikan.
Christoph Clavius, seorang Imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, “Teori Copernicus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah”.
Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, “Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi”.
Seiringnya berjalannya waktu dan kemajuan ilmu pengetahuan, barulah terbukti bahwa Teori Heliosentris Copernicus terbukti benar. Read More




Sedangkan sang bocah tumbuh menjadi fans setia pemain tersebut dan pecinta permainan sepakbola. Pemain sepakbola muda tersebut telah menjadi bagian dari hidupnya. Bocah itu mengikuti dengan seksama kisah hidup dan karir si pesepakbola, membeli baju bola dan sepatunya, bermain bola sesuai dengan posisinya, memakai baju dengan nomor punggung yang sama dengannya, dan hampir setiap jengkal kamar si bocah penuh dengan posternya. Seperti yang mungkin telah ditebak oleh teman-teman, pemain bola tersebut adalah David Robert Joseph Beckham dan bocah kecil itu adalah William Sulivan Budiman alias saya sendiri. Tanggal 16 Mei 2013, David Beckham mengumumkan bahwa dirinya pensiun dari sepakbola. Sebuah berita yang sangat mengejutkan dan menyedihkan terutama bagi saya.

