How God answer all your prayer?

Pray hard work hard

Doa adalah sebuah kata yang sangat akrab di telinga semua orang di dunia. Doa merupakan sebuah kegiatan memiliki makna penting bagi banyak orang di dunia. Doa adalah salah satu perilaku yang sangat universal, tidak terbatas oleh waktu, bangsa, kebudayaan, agama dan kepercayaan. Dari ribuan tahun yang lalu, sampai masa modern ini, doa terus dipanjatkan. Suku bangsa mana pun, kegiatan berdoa selalu ada sebagai salah satu ritual kebudayaannya. Doa adalah salah satu perilaku manusia yang paling tua dan paling penting dalam sejarah peradaban manusia.

Apa sih makna doa?

Dari masa ke masa, tanpa memandang suku dan daerah, manusia percaya bahwa kita hidup bergantung dengan sebuah kekuatan yang lebih besar dari kita. Kelangsungan hidup kita bergantung atas kehendak kuasa tersebut. Kuasa yang dimiliki oleh sebuah entitas yang tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi hampir dari kita semua percaya ada. Sebuah entitas yang memiliki bermacam-macam nama panggilan tergantung daerah dan budaya lokal setempat. Seiring dengan berjalannya waktu dan globalisasi kebudayaan, maka entitas tersebut mulai mendapatkan nama yang bisa diterima oleh semua masyarakat. Saat ini kita menyebut entitas tersebut sebagai Tuhan.

Karena kelangsungan hidup kita sangat bergantung pada kemurahan hati dan kehendak Tuhan, maka harus ada satu cara agar kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan dengan berbagai tujuan. Tujuan doa dapat disimpulkan menjadi 2 hal besar, yaitu :

  • Permohonan
  • Pengucapan rasa syukur

Dari kedua tujuan tersebut, saya cukup yakin kalau doa jauh lebih sering digunakan manusia untuk memohon sesuatu hal kepada Tuhan daripada untuk mengucapkan rasa syukur. Berbicara tentang memohon sesuatu kepada Tuhan, seharusnya permohonan tersebut boleh dikabulkan boleh tidak. Karena kita semua pun hidup atas kehendaknya dan Tuhan adalah si Maha Kuasa. Jadi tidak ada kewajiban Tuhan untuk mengabulkan. Kita tidak boleh dan tidak dapat memaksa, hanya berharap pada kemurahan hati Tuhan.

Sejauh ini saya yakin semua (yang beragama dan berkeyakinan akan Tuhan) pasti setuju dengan pernyataan saya di atas. Dan semua orang tahu akan logika sederhana itu, terutama bagi mereka yang besar dalam didikan agama tertentu. Akan tetapi ada 1 hal yang terus membuat saya heran. Mengapa banyak yang marah kalau doanya tidak dikabulkan?

Salah satu penyebab kemarahan biasanya datang karena merasa diperlakukan tidak adil. Ada ketidakadilan yang diterima oleh diri. Kita marah sama teman yang minjem uang dan lupa, karena kita mungkin merasa tidak adil ketika kebaikan kita dibalas dengan sikap yang tidak tahu rasa terima kasih. Atau kita marah ketika kita ditilang polisi saat tanpa sengaja melewati jalur busway, mungkin karena kita merasa kenapa hanya kita yang ditilang padahal kendaraan umum seperti mikrolet tidak ditangkap. Itu ketidakadilan.

Ketika kita marah kepada Tuhan, apakah mungkin kita saat itu sedang merasakan sebuah ketidakadilan?

Kita seringkali marah ketika doa tidak dikabulkan karena merasa bahwa saya telah menjadi orang yang baik-baik, mengapa permintaan kecil saya tidak bisa dikabulkan? Saya sudah melakukan melakukan banyak hal, dan sebagai hadiah yang setimpalnya, doa permohonan saya dikabulkan Tuhan. If not, Tuhan tidak adil.

Sumber kemarahan lain biasa disebabkan adanya perasaan dilanggar.  Ada yang seharusnya terjadi, tetapi tidak terjadi. Atau kebalikannya, ada yang seharusnya tidak terjadi, malah terjadi. Misal saya minta Tuhan melindungi keluarga, tetapi terjadi sebuah musibah, maka ada bagian yang dilanggar oleh Tuhan tentang hidup kita.

Kembali ke bahasan di atas, di mana pengabulan doa sepenuhnya adalah kemurahan hati Tuhan, tapi mengapa kita masih memaksakan itu? Mengapa menjadi ada perasaan terlanggar ataupun perasaan tidak adil? Kan pengabulan doa semua itu memang pada dasarnya adalah sebuah hak prerogatif Tuhan. 

Ada kalanya tanpa kita sadari, akhirnya doa kita menjadi sebuah tugas untuk Tuhan.

Pertanyaan saya selanjutnya dalam topik ini adalah : Apakah Tuhan tidak mengabulkan doa kita, atau memang kita salah mengartikan cara Tuhan mengabulkan doa kita?

Apakah ketika seseorang berdoa memohon pasangan hidup yang baik, ketika dia selesai berdoa, langsung ada gadis cantik atau pria ganteng yang mengetuk pintu dan menyatakan cinta setia?

Apakah ketika seorang berdoa memohon rejeki, ketika selesai berdoa, langsung saldo rekening tabungan bertambah dengan sendirinya atau ketika jalan tersandung batangan emas 24 karat?

Apakah ketika seseorang berdoa memohon hidup yang sehat, ketika selesai berdoa, selamanya orang tersebut tidak pernah sakit walau dia tidur telanjang di tengah hujan semalaman?

Apakah seperti itu cara kerja doa? Seperti sihir?

Dan pada titik ini, saya yakin teman-teman yang baca ini akan menjawab :“bukan seperti itu!”

Lalu, lantas dengan cara seperti apa Tuhan menjawab doa kita?

Saya berkeyakinan bahwa Tuhan menjawab doa-doa kita dengan sebuah kesempatan.

opportunities

Seorang siswa yang berdoa memohon agar dapat lulus Ujian Akhir Nasional dengan nilai baik, maka  Tuhan memberikan kesempatan kepada siswa tersebut untuk merealisasikan doanya sendiri. Siswa tersebut diberikan kesehatan yang baik, orang tua yang mampu menyekolahkan di sekolah yang baik, dan guru yang setiap kali mengulang pelajaran-pelajaran sebelum ulangan. Itu kesempatan yang diberikan Tuhan.

Seorang berdoa memohon usaha yang dirintisnya sukses. Tuhan memberikan jalan kepada orang tersebut jalan untuk mewujudkan doanya. Tuhan memberikan kesempatan-kesempatan bisnis kepadanya.

Permasalahan utamanya adalah apakah kita melihat kesempatan yang Tuhan berikan tersebut?

Tuhan telah memberi kita kesempatan yang sangat banyak agar kita dapat merealisasikan doa permohonan kita. Sisanya, kita harus berupaya dengan tenaga kita untuk mengabulkan doa kita sendiri. Kita hanya harus berusaha sekuat tenaga sesuai dengan porsi kita, Tuhan akan melengkapinya. Separah apapun kondisi kita, semenyedihkan apapun kehidupan kita, semalang apapun kita, asalkan kita masih bernapas, artinya Tuhan masih memberi kesempatan bagi kita untuk merealisasikan doa kita.

Permasalahan kedua adalah apabila kita melihat kesempatan itu, apakah kita sudah dengan sekuat tenaga memaksimalkan kesempatan yang diberikan?

Sayangnya kita sebagai manusia memiliki kecenderungan untuk melewati kesempatan yang Tuhan berikan.

Mengapa?

Karena kita memiliki kecenderungan mengharapkan Tuhan mengabulkan doa kita sesuai dengan skenario kita. Contoh sederhana ketika seorang mahasiswa berdoa memohon lulus ujian akhir, dalam hatinya ia berharap soal ujiannya tiba-tiba teramat sangat mudah sekali. Dan dirinya terpaku dengan skenario jawaban Tuhan versi dirinya tersebut. Ketika semua itu tidak terjadi sesuai dengan skenarionya, anak itu akan merasa bahwa Tuhan tidak mengabulkan doanya.

Terkadang kita juga seperti itu. Kita mengabaikan semua kesempatan yang Tuhan berikan, karena kita hanya terpaku menunggu jawaban Tuhan sesuai dengan skenario yang ada di kepala kita. Itulah sebabnya mengapa sebagian besar manusia merasa doanya sebagian besar tidak dikabulkan oleh Tuhan. 

Teman-teman, saya di sini tidak sedang menyampaikan bahwa Tuhan pasti mengabulkan semua permohonan kita. Terkadang apa yang kita pikirkan baik untuk kita, belum tentu sesuai dengan rencana Tuhan.

Poin yang saya ingin sampaikan adalah mulailah untuk lebih jeli melihat kesempatan yang Tuhan berikan. Doa itu akan berguna kalau kita tidak memiliki niat usaha untuk pergi menangkap dan memaksimalkan kesempatan yang diberikan Tuhan atas doa kita.

Sadarlah, lihatlah, manfaatkanlah, dan bersyukurlah atas kesempatan tersebut.

Semoga Tuhan memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya atas doa-doa permohonan kita. Dan semoga kita semua memiliki keberanian dan kegigihan dalam berusaha merealisasikan doa kita sendiri. Maka bukan sebuah kata-kata mutiara kosong yang menyebutkan bahwa kerja adalah ibadah dan wujud ucapan syukur.

Kastena Boshi

Follow me @WilliamSBudiman

 

32 comments

  1. Aniet · September 18, 2010

    nice post! 🙂
    mo nambahin aja nih..
    menurut gw, Tuhan pasti jawab doa kita.. jawaban doa dr Tuhan ada 3: iya, tidak, tunggu… karna seringkali kita beranggapan bahwa Tuhan menjawab doa = pengabulan doa. padahal ga begitu…

  2. ira khouw · September 18, 2010

    Waaahhhh..
    Luar biasa ko will.
    Keren lah bt artikel ini.. N kyanya bt bikin artikel ini lo psti berdoa dlu yah.
    Hahaha..
    Sukses trus ko will..

    Ira yg ga prnh salah. Xixi

  3. Jayanto · September 18, 2010

    ko SB bagus kok ini cuma harus periksa kata2 nya suka ada yg salah ketik sama pemilihan bahasanya.. Ini bagus banget kok… gaya bahasanya memotivasi dan cocok buat merubah mindset seseorang… 🙂

    • monsieursb · September 18, 2010

      oke… thx buat diingetin… hahahaha koko memang suka salah ketik huruf…
      thx…

      • Eleonora Lily · September 18, 2010

        iya, si koko memang suka salah ketik huruf.. nyaahahahha.. =p *mampus loe be! lhoo.. ihihihi..

      • monsieursb · September 18, 2010

        dasar loe bukan kasih komen diisinya, eh malah komen buat yang lain.. hehehe

      • Jayanto · September 19, 2010

        hahahaah si koko bagus kok..
        yang penting di update aja tiap minggu hahahaha

  4. Silvy · September 19, 2010

    Nice post!
    hmm, setuju sama Aniet tentang jawaban doa, gw juga pernah denger akan hal itu. dan memang ada kecenderungan orang-orang punya paradigma doa yang terjawab itu adalah doa yang terkabul.

    Mungkin kalo ikut salah satu seminarnya SB, gw bukan orang yang akan menjawab doa gw 100% terkabul. karena sedikit banyak gw jg belom bisa bersyukur dengan tulus.
    Doa itu buat gw, salah satu “alat” yang memacu ato mendorong seseorang untuk mengusahakan terkabulnya doa itu sendiri. ketika berdoa tapi ga melakukan sesuatu, hasilnya akan nihil.
    Doa itu sarana pemenuhan kebutuhan emosional.. sarana untuk mengeluarkan apa yang dipikirkan dan dirasakan. bukan pemenuhan kebutuhan fisik kayak materi, jodoh, dan teman-temannya. jadi ya ga bisa cuma ngandelin doa aja. kecuali yang pengen didapatkan adalah ketenangan, kelegaan, dan perasaan-perasaan lainnya.. hehehe 🙂

    • monsieursb · September 19, 2010

      Setuju kalo jawaban doa bisa ada 3.. tapi untuk tahu apa jawaban Tuhan, paling tidak kita harus berusaha dan menggunakan semua kesempatan yang ada.. kalau ternyata kita sudah berusaha sepenuh hati kita, sudah berusaha sekuat tenaga kita, tapi doa kita belum terkabul juga atau belum terealisasi, mungkin saat itu kita jawaban Tuhan untuk doa kita yang satu itu adalah tidak.
      Tapi pada sebagian orang, mereka hanya berusaha sedikit, belum sepenuh tenaga, perhatian dan hati mereka; bahkan banyak yang belum berusaha sama sekali; sudah beranggapan bahwa doa mereka tidak dijawab. Karena apa? Hanya karena adanya rintangan dijalan yang mereka tempuh. So, daripada meyakini bahwa Tuhan menjawab tidak kepada kita, lebih baik kita meyakini bahwa usaha kita belum semaksimal dari yang seharusnya kita bisa untuk membuat Tuhan menjawab IYA terhadap doa kita.

      LYSA

  5. Gaby · September 19, 2010

    Menyentak, Be. Terutama yg bagian bahwa kita marah doanya belum dijawab berarti merasa posisi kita lebih tinggi.
    Gw pernah dengar pemikiran bahwa doa itu harusnya bersyukur dgn tulus, tapi pemikiran lo bahwa sbenarnya tanpa sadar kita memposisikan diri seolah lbh tinggi dr Tuhan itu benar-benar insight baru =)

    Kekuatan tulisan lo ini adalah inspirasi yg ngga pasaran, ngga klise, dan lo menjelaskan dengan contoh-contoh nyata yg relevan.
    Makna tulisan lo ini dalam banget, nyelekit. Tapi lo bisa menulisnya dengan gaya yang santai, ramah, dan low-profile (ngga terkesan sok filosofis dengan bahasa yg sulit dimengerti atau menggurui).

    Untuk membuat insight lo yg cemerlang ini lbh enak dibaca lagi, lo cuma perlu mengasah lagi di bagian tanda baca. Sepele, tapi tanda baca penting banget krn akan mempengaruhi cara kita membaca dan membayangkan tulisannya.
    Contoh yg agak bingung bacanya yg ini:
    Jika teman-teman bilang iya, saya seperti itu.. saya mau ketemu dan berguru!! Luar biasa.. (hehehe =P).
    Ini gw sempat kiranya lo mau bilang “saya” yg pertama itu adalah lo sendiri. Tapi kok jadinya aneh.. Oh, pas gw baca lagi ternyata maksudnya “saya” yg pertama itu adalah si org yg menjawab =P
    Akan lbh lancar bacanya kalau tulisnya seperti ini:
    Jika teman-teman bilang “Iya, saya seperti itu..”, saya mau ketemu dan berguru!!

    Maaf baru comment skrg. Gw butuh waktu utk merangkai kata-kata feedback yg tepat, spesifik, dan membangun supaya lo dapat point2 yg gw maksud. Heheehe..

    Above all, ini salah satu insight terbaik yg pernah gw temui. Thanx for sharing, B 😉 ingin sekali baca insight2 selanjutnya dari dirimu!

  6. Thoms · September 20, 2010

    Be, insight yang lo kasih sih bagus banget. Gw ada setujunya dan ada ga setujunya.

    Ga setujunya: Lo bilang kita marah karena merasa lebih tinggi? menurut gw sih ga gitu.. contoh: klo orang minta naik gaji ke atasannya, terus ga dikasih. Kemudian dia kesel dalam hati ke atasannya, dan ngomel2. Apa itu berarti dia merasa lebih tinggi dari atasannya? contoh lagi, anak minta dikasih uang untuk ke dokter ke Bapaknya. Ga dikasih. Sang anak marah2. Apa itu berarti si anak merasa lebih tinggi dari Bapaknya?

    Setujunya: Orang lebih banyak menggunakan Doa untuk meminta sesuatu dibanding mensyukuri yang ada (termasuk pada gw.. :p). Jadi inget film Book of Eli, dia bilang: Hampir semua orang memiliki sesuatu yang lebih daripada yang seharusnya mereka miliki. karena itu sesuatu yang dulu ga berharga, sekarang (setelah perang nuklir) diperebutkan orang dengan nyawanya”. Dan dari situlah dia berkata bahwa manusia tidak pernah puas dan tidak mau bersyukur..

    • monsieursb · September 20, 2010

      Wah, gwa juga setuju juga sama loe, kalo kita marah terhadap suatu hal, terkadang bisa disebabkan oleh motif lain selain kita merasa lebih tinggi. Dalam hal ini kita terkadang yang dimaksud posisi lebih tinggi oleh gwa lebih kepada bargain position. posisi dalam negosiasi.. ketika kita merasa bahwa, posisi kita lebih dalam bargain, dan kita tidak mendapatkan yang kita mau, kita akan lebih marah dan kecewa dibanding seseorang yang tidak memiliki keunggulan tersebut.
      Misal seorang anak buah yang merasa memang dirinya “pintar”, punya kompetensi lebih, die akan merasa punya bargain position yang lebih tinggi dengan bosnya. sehingga ia aka marah2 dan komplain, bahkan minta keluar ketika permintaannya ga diturutin. beda kalau karyawan ini merasa ga punya kemampuan lebih, die akan ga kenapa2 dengan penolakan akan gaji.. karena dari awal di merasa bargain positionnya lemah.
      sama kaya anak, mereka terkadang merasa bargain positionnya lebih tinggi karena sejak kecil sudah dibiasakan seperti itu. mereka berasa ketika ga dikasih, mereka bisa ngambek atau sebagainya.. maka ketika benar2 tidak dikabulkan, mereka marah-marah..
      Tapi tetap gwa tekankan, motif seseorang marah terkadang bisa berbeda-beda. DI sini gwa menekankan dengan posisi yang lebih tinggi karena banyak dari kita marah ketika doa tidak dikabulkan karena merasa, “sayakan sudah melakukan a, b, c, d, dst.. Kenapa masih tidak dikabulkan??” Merasa sudah berbuat banyak buat Tuhan, dan tidak dikabulkan ini membuat kebanyakan dari kita merasa memiliki bargain position lebih tinggi. jadi kita marah karena itu.
      Semoga penjelasan gwa cukup memuaskan.. terima kasih buat ketidaksetujuannya. Justru hal itu akan memperkaya insight buat orang-orang yang baca.

  7. Jessot · September 20, 2010

    Gue sedang mensyukuri doa2 gue terkabul… semakin terbiasa melihat kesempatan. Gue lg otw untuk merealisasikan cita-cita gue =)
    Bener banget, Be… it’s all about taking chances sih =)

  8. Silvy · September 20, 2010

    LYSA itu apaan sih?

    • monsieursb · September 20, 2010

      LYSA itu signature gwa… hehehe hanya orang tertentu yang tau meaningnya (loe tau donk maksud gwa)..

  9. Amalaa · September 20, 2010

    wah bagus nih Be. gw tertarik ttg masalah Tuhan menjawab doa kita..

    menurut gw, ga semua yg kita inginkan itu sbnrnya baik buat kita. Tuhan lbh tau, mana keperluan dan kebutuhan kita, mana keinginan kita, mana hal yg baik buat kita. kita sbg manusia punya pikiran yg cukup terbatas utk menyelami maksud Tuhan sm hidup kita.
    buat gw, ketika doa gw tidak atau belum terkabul, berarti gw harus menyelesaikan sesuatu dl sebelum mencapai hal yg gw inginkan atau Tuhan lbh tau proses mana yg seharusnya gw jalanin utk dpt yg gw inginkan. gw setuju sm kesempatan yg Tuhan berikan, dan apapun yg Dia berikan tentunya gak instan.
    Masalahnya jarang bgt nih org yg melihat pemberian Tuhan dari kesempatan yg ada. Mau sesuatu maunya instan, gak peka thd jalan2 yg sbnrnya Tuhan berusaha tunjukin ke kita. Jalannya rusak dikit udah ngeluh, belok2 ngeluh, licin juga ngeluh.. sulit utk berproses spt yg Tuhan mau.. (yaa manusia emang gtu ya :p)

    nah justru kalo sesuatu itu instan didapatkan, pasti gak terasa sebegitu berharganya dibanding apa yg kita dapatkan dgn serangkaian proses yg berkesan.

    utk tulisan lo ini, langkah yg bagus Be 🙂
    yg diperhatiin mgkn penggunaan dan pemilihan kata sm alur ceritanya Be..
    ditunggu ya notes selanjutnya!

    amaalaa

  10. cicil · September 21, 2010

    Tulisan yang reflektif be… 🙂 Membaca tulisan lo bisa membuat gue dan orang-orang lain yang membaca *harusnya* bercermin ke dalam diri masing-masing…
    Nice work..
    Ditunggu tulisan selanjutnya..

  11. Yosi · September 26, 2010

    Be, gue suka dengan topik bahasannya karena baru2 ini pun gue mengalami kejadian yang membuat gue mempertanyakan sejauh mana sih gue bersyukur atas pemberian Tuhan selama ini *yang notabene mungkin sebagian berdasarkan doa/permintaan gue.

    Tapi yang kurang lo bahas di sini adalah kemungkinan bahwa ternyata memang ada orang2 yang selalu mensyukuri apa yang dia terima dalam hidupnya, baik suka maupun duka. Walaupun mungkin itu hanya sepersekian persen orang aja, tapi ternyata ada lho orang2 seperti itu. Mungkin ketika lo membahas sesuatu, lo lebih harus melakukan riset lebih luas lagi. Karena ternyata masih ada aspek atau sisi yang belum lo lihat atau sentuh mengenai hal yang lo bahas ini.

    Memang sih orang2 seperti ini lebih banyak dijumpai di daerah yang belum maju. Mungkin karena saat ini gue berada di tempat yang lumayan terpencil jadi gue menemukan orang2 seperti ini. Beda sekali dengan kehidupan di kota besar. Kehidupan di Papua ini apa adanya dan mungkin inilah yang membuat mereka menjadi selalu bersyukur atas apa yang mereka terima, tanpa terkecuali.

    And as usual ya, redaksional lo parah hahahahaha you need an editor, Be 🙂 but overall, i like your article..semangat!!! Teruskan berkarya, Be..

    *ga terlalu kejam kan hehehehehe

    • monsieursb · September 26, 2010

      hahaha, terima kasih… memang sih ketika gwa menulis ini juga, gwa sadar kalau diluar sana banyak juga orang yang bisa bersyukur dengan tulus. Tapi seperti kata loe, di pedesaan dan di kota besar beda sekali kehidupannya.. dan gwa menulis ini memang untuk teman-teman di kota besar (terutama Jakarta).. Thx buat masukan loe.. gwa sadar, gwa masih harus banyak berlatih dalam menulis.. 谢谢。

      • Yosi · September 26, 2010

        Yup..yup..tapi akan lebih baik jika artikel yang lo tulis tidak hanya membahas satu sisi aja..kalo pun mungkin hanya membahas satu sisi perlu dibahas setidaknya sedikit mengenai situasi lainnya yang ga lo ambil biar sisi lain itu tidak merasa diabaikan atau bahkan dianggap tidak ada 🙂

  12. lilia suryani · September 27, 2010

    Nice be!!! Lanjutkan karyamu yaaaa!!!

    Jujur aja, g memang berasa kalo Tuhan slalu menjawab doa-doa g lho..entah napa..memang ga perna berharap yg muluk2, yg harus langsung ada jawabannya or dikabulkan..tapi memang g jadi bisa lihat pertanda2 atau petunjuk2 yang berhubungan dengan masalah yg g doakan..puji Tuhan..hehe

    Tapi jeleknya g yg malas ini..kalao lagi adem n tenang suasana hidup g, suka lupa doa mengucap syukur..

    N kalo g tau g lagi berbuat buruk..g malah bener2 ga berdoa..yah..malu juga lha istilahnya ma Tuhan, uda tau salah tapi masi berbuat..hahaha

    Tapi…kalo di saat g bener2 ga tau musti gimana lagi ma masalah yg dihadapi..datang pada Tuhan dalam doa bener2 bisa meringankan pikiran g..bisa menenangkan g..n bisa membuat g cukup optimis..dari situ baru bisa melihat petunjuk2 yg sesuai dgn masalah yg sedang g hadapi..mungkin ini sama dengan maksud esbe dengan yg u sebut “kesempatan”…tq esbe buat blognya yg bagus.. 🙂

    • monsieursb · September 28, 2010

      hahaha… harusnya semakin berbuat salah, kita makin harus sering berdoa.. Jadi masih punya rem.. kalo ga, malah blong, kaca tuh… hehehe…

  13. ameliaa · September 30, 2010

    Halooo bee… apa kabar? (* basi gt hehe..)
    Hmm..berhubung tulisan lo mengenai hal yg religious, gue mngkn akn nanggepinnya jg berdsrkan religious Kristiani yg gue pahami yahh…
    1. Gini….gue sangat setuju tentang konsep lo bahwa marah krn doa yg ga dijawab itu merupakan suatu tindakan yg ga pantes, apalgi sama TUHAN…sapa kita??! Maksa minta trus marah sama TUHAN klo ga dikasih, pdhl kita cuma kyk debu kalau dibandingin sama TUHAN…apalagi sbnrnya doa itu kan sarana kita untuk mengucap syukur dan menjalin hubungan dengan TUHAN….permohonan harusnya bukan jadi fokus utama…TUHAN ngerti kok kebutuhan kita…pasti!
    tp mungkin menganggap ‘marah=memposisikan diri di atas TUHAN’ jadinya kurang cupz..hehheee….mnrt gue sih, marahnya kita ke TUHAN berbicara tentang seberapa dewasa rohani kita…gmn seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan menghormati siapa PENCIPTANYA (tau diri) dan mengerti maunya TUHAN dlm hidup kita apa.
    Kalau kita masih bocah trus kemauan kita ga diturutin bonyok..wajar ajah kita marah, bonyok pun bisa ngerti… tapi semakin dewasa hrsnya kita ga egois, justru cari tau apa maunya bonyok spy mreka senengg… 
    2. kalo tentang pengabulan doa gue setuju, be..hehe…. (balik ke konsep atas, fokus ke TUHAN jgn minta mulu dong hehe…)
    ….cm gue lbh melihatny sebagai sebuah bentuk tanggung jawab kita dihadapan TUHAN. Klo dipikir2 bisa ajah kok TUHAN ngabulin smua doa kita…org langit dan bumi ajh TUHAN yg ciptain masa permintaan kita susah buat dikabulin,,,?? tp gue percaya TUHAN pengen kita menjadi manusia yang tangguh dan ga manja…bumi dikasih ke kita buat dikelola (dlm Kej.), demikian juga hidup kita selama di dunia, dikasih spy kita belajar bertanggung jawab atas anugerah yang diberikan TUHAN.
    (untuk special case gue yakin TUHAN pun bisa dan sangat mampu langsung mengabulkan doa kita..)
    ..so…bener kata lo, cari tau maunya/kehendak TUHAN apa….

    Behh..panjang yahh…yahh cukup sekian dehh….kepanjangan malah bikin artikel ndiri lagee ahahhaa…

  14. Okki · October 3, 2010

    Menarik be.
    Baik tulisan maupun diskusi akan tulisan lu.
    Gue sih ga minat komentarin kontennya ya. Ga kompeten masalah Tuhan2an gue. haha.
    Gue lebih tertarik ke tulisannya itu sendiri. haha.

    Gaya tulisan lo cukup oke koq, bisa diterima sama audience dan target marketnya.
    Terus tulisan lo juga membuka ruang untuk diskusi (debatable & commentable), itu syarat penting suatu karya yang baik. Sama kayak foto, film, atau karya2 lainnya. Karya yang bagus WAJIB membuat orang berpikir & membicarakannya.

    Saran gue aja sih kalo bisa dibuat lebih ringkes dan singkat lagi tulisannya Be.
    Mengingat ga banyak orang yang demen baca panjang2. hehe.

    Sukses terus nulisnya!
    Kalo mau ikutan jadi author Makna-kata.blogspot.com, boleh banget loh! =D

  15. Pingback: Benih dan Buah « Monsieur SB's Stories
  16. Diaz 9 · October 3, 2010

    Panjang amat Be…kayak narasi nih…
    berhubung gw kgk gtu ngarti cr menilai tulisan2, gw sih ngeliat kontennya cukup oke. tp berhubung panjang bener, gw mesti baca dengan amat sangat serius baru dapetin maknanya nih..hehhe

    btw, gw suka themes blog loe nih…:)
    sukses selalu!:)

  17. Kelvin · October 3, 2010

    Tulisan yang bagus be 🙂
    Gw pribadi suka nih tulisan yang alurnya kaya begini.. logis dan sistematis :). jauh lebih menyenangkan dibanding baca yang isinya cuma ngalor ngidul pendapatnya ga jelas 😛

    tapi menurut gw masih ada nih beberapa sisi yang bisa di improve lagi :). kalo gw personally suka banget kalo ada ilustrasi cerita sebagai pengantar tulisan, biar lebih grengg pas masuk ke kontennya :p. Gw juga sepakat sama atas gw nih, kalo bisa dipadatkan mungkin akan lebih asik lagi be 😀

    But anyway, keren bok! 😀
    sukses terus ya!

    Best,

    Kelvin

  18. Joe · October 3, 2010

    Broda… nice post. Beneran gue suka banget dengan kalimat argumentatif yang elo susun sehingga mengerucut kepada sebuah makna yang cukup dalam (menurut gue).

    Tulisan elo sih udah oke. Tapi akan lebih oke lagi kalo elo tambahkan anekdot atau analogi yang mudah sekali diingat. Apalagi klo anekdot tersebut memang menyadarkan/menyindir/menabrak pembaca yang budiman. Anekdotnya bisa apapunlah yang relevan. Bahkan bisa elo karang-karang sendiri.

    Terus untuk spesifiknya dalam post ini< coba elo gali lagi dan cermati pengalaman bersama dengan Tuhan. Apakah memang sudah sangat sesuai, atau sebenarnya ada hal2 yang jika ditambahkan akan membuat pembaca lebih terarah lagi (bukan berarti apa yg elo tulis missleading yah :P). Terlepas dari kepercayaan agama apapun, gue ada pertanyaan yg menggelitik dan mungkin jawabannya akan memperkaya insight tulisan elo. Jikalau saya berdoa (meminta) memohon apapun yang menjadi harapan saya kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan saya kesempatan untuk mencapainya (dalam bentuk apapun juga). Pertanyaannya, apa iya semua keiinginan kita akan difasilitasi oleh Tuhan?

    • monsieursb · October 3, 2010

      Thx Joe buat masukannya.. hahaha gwa sebenarnya udah menulis jawaban buat pertanyaan loe ini pada comment orang lain.. tentang bahwa Tuhan menjawab memang dengan 3 hal : Iya, tunggu, & NO… Tapi sejauh mana kita bisa tahu apakah Tuhan menjawab dengan jawban apa, harus kita cari tahu dengan kita menjadi lebih aktif. Kalau Tuhan menjawab iya, tapi kita selalu menunggu, maka hasilnya selalu nol juga. tapi ketika kita dijawab NO sama Tuhan, apapun yang kita usahakan pasti tidak akan tercapai. masalahnya kita ga akan pernah tahu jawaban Tuhan sampai kita berusaha mencapainya… kalau usaha kita sudah sebegitunya, sekuat tenaga kita (kita tahu seberapa kita sudah berusaha), tapi selalu gagal.. kita menunggu, tapi tetap gagal. artinya kita tahu jawaban Tuhan adalah tidak. lebih baik kita terus aktif berusaha, dan pada akhirnya kita tahu jawaban Tuhan, drpd kita hanya duduk dan menunggu..
      semoga memuaskan loe Joe.. karena gwa menulis lebih panjang lagi di komennya si Ipy ttg ini.

  19. pchan · October 5, 2010

    hehehe..topik yang menarik ni..

    poin bahwa doa itu adalh wujud syukur kita,gua setuju banget dengan hal itu.banyak orang yang berdao hanya asal saja,kalau lagi butuh baru doa,kalau ada masalah baru doa. apakah hal tersebut benar?atau salah?

    hal yang menarik kedua dan membuat gua bertanya adalah apakah kita cuma bisa bersyukur lewat doa?apakah yakin kalau ketika kita berdoa,kita tidak mengharapkan sesuatu yang lain?bagaimana kalau awalnya tujuannya berdoa untuk bersyukur tapi lambat laun perasaan syukur yang ingin kita ungkapkan berubah menjadi perasaan datar yang mempersepsikan bahwa doa ini tidak lebih dari sebuah rutinitas saya setiap hari…apakah doa tersebut termasuk doa yang tulus?

    menarik kalau kita coba cari tahu apakah doa kita terwujud dalam kehidupan..saya jadi teringat kata-kata tokoh favorit saya Steve Jobs.beliau berkata bahwa hidup itu seperti menghubungkan titik demi titik. kita tidak dapat membayangkan keterkaitan antara titik-titik tersebut. kita hanya bisa melihat kembali titik-titik tersebut ketika semua sudah terjadi. poin saya disini adalah bahwa mungkin kita belum melihat makna dari sebuah kejadian tapi semua hal terjadi karena suatu alasan.you just have to got faith…just follow your heart, and everything will be OK.

    apakah gunanya beragama kalau anda tidak percaya bahwa Tuhan akan menjaga anda.anda takut tidak bisa makan,tidak bisa punya pekerjaan,tidak punya masa depan.itu hanya persepsi belaka.

    jika doa anda belum terkabul,jangan salahkan Tuhan.karena mungkin saja itu adalah buah karma anda sendiri.anda lah yang membuat doa anda tidak dikabulkan.

    so,have faith in your life…Tuhan akan senang ketika kita percaya pada-Nya dan akan lebih senang lagi ketika kita mensyukuri yang telah Ia berikan. have fun with your life and may the force be with you….

    • monsieursb · October 5, 2010

      hehehe.. poin yang bagus dan gwa setuju banget sama loe.. Terkadang kita terlalu terburu2 menilai sesuatu hal tanpa kita belum menyelesaikan menarik garis dari titik dalam hidup kita, dan kita sudah mengatakan kita melihat arti dari titik-titik tersebut… hehehe… good point!!
      thx udah komen yak… ayo2 lagi ke topik yang lainnya…

  20. Nick - Sim · October 9, 2010

    Wuihh be, mantap bener lo sekarang ya, tapi anyway, gue sih emang yakin kalo lo memang berbakat di sini, I mean, everything that connects with human being…

    Yeah, walaupun cukup berat, jujur and gue yakin kalo semua orang yang baca ini pasti akan secara otomatis merefleksikan dirinya langsung terhadap apa yang biasanya mereka lakukan / rasakan waktu berdoa…

    Mungkin gue mo comment sedikit be, kalo dalam berdoa, menurut gue tiap orang punya pendapat masing, kadang bersyukur itu (terutama gue) bisa diungkapkan melalui perbuatan kita sehari2, misalnya sebagai wujud syukur kita bisa beramal, atau memberikan perpuluhan…tapi, secara umum, gue setuju sama analisa lo tentang doa karena pada umumnya memang semua orang seperti itu, doa seperti ajang permohonan…

    Mungkin bisa ditambahin dikit be, mungkin lo bisa nyinggung sedikit tentang orang-orang yang gak pernah berdoa dimana mereka selalu berpikir dari sudut pandang masing-masing (i.e. kalo mau berhasil, harus usaha sendiri). Memang sih sepertinya nanti akan lebih berat, berbobot, dan bisa ngarung kidul kemana-mana… tapi at least, kalo emang nanti di masa depan buku lo muncul, itu bisa dibaca oleh kedua belah pihak, baik orang yang memang “terbiasa” berdoa, dan tidak pernah berdoa karena mereka tidak percaya kuasa doa.

    Anyway, gila, mantabhhhhhhhhhh…

Leave a Reply to Gaby Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.