Berani Berkarya

Bertahun-tahun berkecimpung di dunia training/workshop/seminar untuk pengembangan diri, saya seringkali didekati oleh peserta (anak sekolah, mahasiswa, pekerja profesional) di tengah-tengah jeda training/workshop, atau dikontek oleh mahasiswa yang menjadi associate trainer di Aethra Learning Center untuk sekedar bertukar pikiran dan meminta saran dari saya.

Dari semua topik yang pernah saya diskusikan dan beri saran (percintaan, masalah anak dan keluarga, masalah bos dan pekerjaan, dsb), ada satu topik yang paling sering dibicarakan dibandingkan dengan topik-topik yang lain. Topik itu adalah mengenai mimpi dan karya.

Banyak sekali yang berbicara mengenai mimpi dan karya yang ingin dilakukan, bahkan sebagian sudah sangat detil dan terdengar/terlihat/terasa menggebu ketika menceritakan apa yang ia mau. Sayangnya, sebagian besar juga dari yang bercerita lebih banyak merasa takut dan tidak tahu harus memulai dari mana.

Takut karena saya tidak bisa.

Takut karena saya kalah pintar.

Takut karena saya tidak punya kompetensinya.

Takut kalah saing dengan pesaing lain yang lebih kompeten.

Takut apa yang saya kerjakan jelek.

Takut karya saya tidak disukai.

Dan takut-takut lainnya.

Read More

Dare to Dream Big

Pernahkah teman-teman suatu hari mengendarai mobil, motor, sepeda atau hanya berjalan kaki, tapi tanpa ada tujuan di kepala teman-teman sebelumnya? Saya pernah. Saya pernah beberapa kali. Biasanya hal ini terjadi saat saya dengan pacar saya. Saat pacaran dulu, kami seringkali terjebak dalam situasi di mana kami mau pergi jalan-jalan, tapi sama sekali tidak tahu mau ke mana. Tidak ada tujuan. Jadi demi menghemat waktu berpikir, kami biasanya tetap naik mobil terlebih dahulu, jalan terlebih dahulu, sambil terus berpikir mau ke mana.

Pada beberapa kesempatan, ide luar biasa muncul di saat yang tepat. Saat dalam perjalanan ke mobil, atau saat baru mulai berjalan keluar dari kompleks rumah. Akhirnya kami akan berjalan menuju ke tujuan tersebut dan kami menikmati waktu bersenang-senang yang luar biasa. Sayangnya tidak semua kesempatan seperti itu. Sebagian besar yang terjadi adalah kami stuck, lalu kami berputar-putar tanpa arah yang jelas.

Saat berputar-putar tanpa arah tersebut, yang terjadi adalah kami membuang banyak sekali waktu berharga. Kami membuang-buang bensin. Kami membuang energi. Energi yang bisa kami pakai untuk bersenang-senang, ngobrol banyak hal yang menyenangkan, tapi malah kami pakai untuk berdiskusi “mau ke mana nih kita??”



Biasanya pada akhirnya kami kemudian menentukan satu tempat yang sejalan dengan arah mobil kami. Dan biasanya tempat itu tidak begitu oke, karena itu bukan tempat yang ideal. Tempat itu dipilih karena darurat. Daripada tidak ada tempat tujuan sama sekali. Atau yang lebih parah adalah ketika akhirnya sudah tahu mau ke mana, tapi ternyata tempat itu tidak sejalan atau jauh sekali dengan posisi terakhir. Padahal kalau tujuan itu sudah ditentukan dari awal, tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat keberangkatan awal. Read More

Stay Hungry. Stay Foolish.

Saya baru saja membaca salah satu blog milik teman saya dan saya membaca sebuah post yang menurut saya luar biasa. Post ini berisikan isi pidato dari Steve Jobs, CEO APPLE & PIXAR Animation, kepada para lulusan universitas Stanford. Isi pidato yang luar biasa menginspirasi dan pantas kita baca.

[from : http://kalengorange.wordpress.com/2011/03/31/stay-foolish-stay-hungry/]

Stanford Report, June 14, 2005

“You’ve got to find what you love” Jobs says

This is a prepared text of the Commencement address delivered by Steve Jobs, CEO of Apple Computer and of Pixar Animation Studios, on June 12, 2005.

I am honored to be with you today at your commencement from one of the finest universities in the world. I never graduated from college. Truth be told, this is the closest I’ve ever gotten to a college graduation. Today I want to tell you three stories from my life. That’s it. No big deal. Just three stories.

The first story is about connecting the dots.

I dropped out of Reed College after the first 6 months, but then stayed around as a drop-in for another 18 months or so before I really quit. So why did I drop out? Read More

Bend It Like Beckham part 2

Pada Bend It Like Beckham part 1, saya telah menceritakan dan menyebutkan 2 pelajaran penting yang saya petik dari Beckham, yaitu :

  1. Dream Big and Work Hard
  2. Be Yourself dan keluarkan yang terbaik darimu

Tetapi karakter yang paling saya kagumi dari David Beckham adalah karakternya yang pantang menyerah. Setiap kali dirinya mendapat masalah, kritikan, ataupun diremehkan, ia selalu berusaha keras untuk bangkit dan membuktikan dirinya.

Beckham setelah mencetak gol dari tengah lapangan, karirnya langsung melesat pesat. Dirinya menjadi salah satu figur penting di tim inti Manchester United. Bahkan setelah Eric Cantona pensiun, Beckham dipercaya Alex Ferguson, pelatihnya, nomor punggung 7. Nomor punggung 7 di Manchester United sudah bagaikan nomor keramat, karena nomor ini selalu dikenakan oleh para pemain terbaik MU pada masanya.

Karir Beckham di timnas juga ikut melesat, tidak pelak ia memegang peran penting lolosnya timnas Inggris ke PD 1998. Namun masa bulan madu seperti cepat berakhir bagi Beckham. Pada babak perempat final PD 1998, melawan timnas Argentina, Beckham dikartu merah oleh wasit karena terlibat insiden dengan Diego Simeone. Singkat cerita, Inggris pun kalah oleh Argentina dalam adu penalti. Beckham langsung dijadikan kambing hitam oleh seluruh fans timnas Inggris. Ia menjadi musuh satu bangsa! Beckham dan keluarga berkali-kali mendapat ancaman penculikan, pembunuhan, dan sebagainya. Selain itu, setiap bermain stadion mana pun dalam liga Inggris, Beckham selalu dicemooh oleh seisi stadiun, bahkan seringkali dilempar koin oleh penonton. Read More

Bend It Like Beckham part 1

follow me @WilliamSBudiman

Saya sudah mengenal sepakbola sejak dulu, tapi saya tidak pernah berminat untuk mengikutinya. Tapi semua itu berubah setelah tanggal 17 Agustus 1996. Saat itu tanpa sengaja saya menyaksikan pertandingan sepakbola antara Manchester United vs. Wimbledon di TV. Pada awalnya saya hanya iseng-iseng nonton, karena tidak ada acara lain. Namun pada menit-menit akhir pertandingan, saya melihat kejadian yang sangat berkesan buat saya. seorang pemain muda asal Inggris menyetak gol dari jarak 71,5 meter, lebih dari ½ lapangan sepakbola!Kejadian itu hanya berlangsung kurang dari 4 detik, tapi benar-benar mengagumkan buat seorang anak kecil berusia 11 tahun. Gol tersebut kemudian dinyatakan sebagai “Goal of The Decade” (gol terbaik dalam 1 dekade) Liga Premier Inggris pada tahun 2003, kurang lebih 7 tahun setelah gol tersebut terjadi.  Pesepakbola itu adalah David Robert Joseph Beckham atau lebih dikenal sebagai David Beckham. Sejak saat itu saya mengidolakan David Beckham dan mengikuti terus kisah karir sepakbolanya.

David Beckham bukan sekedar pahlawan masa kecil saya, tapi ia adalah role model saya sampai saat ini. Beckham sebagai seorang pemain bola, sebagai pribadi, memberikan banyak pelajaran yang berharga bagi saya. Karakter yang terus saya ikuti dan tiru sampai saat ini. Read More

You Are What You Think

Follow me @WilliamSBudiman

Suatu hari seorang mahasiswa Fakultas Matematika dari University of California, Barkeley , datang terlambat ke kelas. Ia terlambat karena malam sebelumnya ia bergadang sampai subuh demi mengerjakan tugas, sehingga ia terlambat bangun pada pagi harinya. Saat ia tiba di kelasnya, seluruh mahasiswa sudah tidak ada dan di depan papan tulis tertulis 2 buah persamaan statistik matematika. Dia mengira bahwa soal tersebut adalah tugas yang diberikan profesornya untuk para mahasiswa, sehingga ia menyalinnya dan segera mengerjakannya. Saat mengerjakan soal tersebut, ia merasa bahwa soal ini jauh lebih sulit dari soal biasanya, sehingga ia membutuhkan waktu lebih lama dari seharusnya.

Beberapa hari kemudian ia datang ke profesornya (Profesornya bernama Jerzy Newman) untuk menyerahkan PRnya. Ia menyerahkan PR tersebut sambil meminta maaf karena telah terlambat kelas waktu itu dan terlambat menyerahkan PR. Ia menanyakan apakah PR ini masih diterima oleh profesornya. Profesornya saat itu sedang sibuk mengerjakan suatu hal, sehingga ia hanya meminta mahasiswa ini untuk meletakkan PR di meja si Profesor yang sudah sangat penuh dengan buku dan makalah-makalah lainnya.

Sekitar 6 minggu setelahnya, tiba-tiba sang mahasiswa ini terbangun karena sebuah ketokan yang berulang-ulang di pintu apartemennya. Ternyata tamu tersebut adalah profesornya yang sangat terlihat senang dan antusias, berkata “Saya sudah menuliskan kata pendahuluan untuk makalahmu! Segera periksa agar dapat segera dikirim untuk dipublikasikan!” Mahasiswa tersebut bingung apa yang sedang dibicarakan oleh profesornya.

Singkat cerita, ternyata 2 buah soal matematika yang ada di papan, yang dikira sebagai PR oleh mahasiswa tersebut, adalah 2 buah soal matematika yang tidak terpecahkan sejak lama oleh para ahli matematika dan statistik. 2 soal tersebut lebih tepat dikatakan sebagai 2 rumus statistik yang belum dapat dibuktikan, sampai mahasiswa tersebut membuktikannya kemudian. Mahasiswa ini bernama George Dantzig, seorang ahli statistik dan matematika terkenal di dunia saat ini.

Read More

How God answer all your prayer?

Pray hard work hard

Doa adalah sebuah kata yang sangat akrab di telinga semua orang di dunia. Doa merupakan sebuah kegiatan memiliki makna penting bagi banyak orang di dunia. Doa adalah salah satu perilaku yang sangat universal, tidak terbatas oleh waktu, bangsa, kebudayaan, agama dan kepercayaan. Dari ribuan tahun yang lalu, sampai masa modern ini, doa terus dipanjatkan. Suku bangsa mana pun, kegiatan berdoa selalu ada sebagai salah satu ritual kebudayaannya. Doa adalah salah satu perilaku manusia yang paling tua dan paling penting dalam sejarah peradaban manusia.

Apa sih makna doa?

Dari masa ke masa, tanpa memandang suku dan daerah, manusia percaya bahwa kita hidup bergantung dengan sebuah kekuatan yang lebih besar dari kita. Kelangsungan hidup kita bergantung atas kehendak kuasa tersebut. Kuasa yang dimiliki oleh sebuah entitas yang tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi hampir dari kita semua percaya ada. Sebuah entitas yang memiliki bermacam-macam nama panggilan tergantung daerah dan budaya lokal setempat. Seiring dengan berjalannya waktu dan globalisasi kebudayaan, maka entitas tersebut mulai mendapatkan nama yang bisa diterima oleh semua masyarakat. Saat ini kita menyebut entitas tersebut sebagai Tuhan.

Karena kelangsungan hidup kita sangat bergantung pada kemurahan hati dan kehendak Tuhan, maka harus ada satu cara agar kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan dengan berbagai tujuan. Tujuan doa dapat disimpulkan menjadi 2 hal besar, yaitu :

  • Permohonan
  • Pengucapan rasa syukur

Dari kedua tujuan tersebut, saya cukup yakin kalau doa jauh lebih sering digunakan manusia untuk memohon sesuatu hal kepada Tuhan daripada untuk mengucapkan rasa syukur. Berbicara tentang memohon sesuatu kepada Tuhan, seharusnya permohonan tersebut boleh dikabulkan boleh tidak. Karena kita semua pun hidup atas kehendaknya dan Tuhan adalah si Maha Kuasa. Jadi tidak ada kewajiban Tuhan untuk mengabulkan. Kita tidak boleh dan tidak dapat memaksa, hanya berharap pada kemurahan hati Tuhan.

Sejauh ini saya yakin semua (yang beragama dan berkeyakinan akan Tuhan) pasti setuju dengan pernyataan saya di atas. Dan semua orang tahu akan logika sederhana itu, terutama bagi mereka yang besar dalam didikan agama tertentu. Akan tetapi ada 1 hal yang terus membuat saya heran. Mengapa banyak yang marah kalau doanya tidak dikabulkan? Read More