Halo teman-teman, pada kesempatan ini saya akan kembali melanjutkan pembicaraan saya tentang doa. Pada kesempatan terdahulu, saya menuliskan tentang bagaimana cara Tuhan menjawab doa kita. Saat kita berdoa kepada Tuhan, biasanya isi doa kita adalah hal-hal yang kita impikan, hal yang penting bagi diri kita, dan kita minta kepada Tuhan untuk mengabulkannya. Kemudian saya menuliskan bahwa Tuhan menjawab doa kita dengan memberikan kita kesempatan. Kesempatan yang memungkinkan kita untuk “mengabulkan” sendiri doa kita. Mewujudkan doa kita sendiri menjadi kenyataan. Tuhan tidak akan serta merta mengabulkan doa kita “bulat-bulat” sesuai yang kita minta seperti sihir.
Masalahnya, selama ini kebanyakan dari kita berharap doa dapat menjadi seperti sihir. Doa memiliki kekuatan gaib. Lalu semua keinginan kita terpenuhi dengan sendirinya. Dengan adanya keyakinan seperti itu, kita pada akhirnya menjadi lebih pasif dan bermain “wait and see games“. Saya percaya, pada beberapa kasus, kekuatan doa dapat seperti sihir dan di luar akal sehat manusia. Tapi itu sangat jarang sekali terjadi. Pada kasus sisanya, kita harus menjadi lebih aktif dalam mengejar dan mewujudkan semua doa kita.
Bagaimana caranya?
Pertama adalah biasakan diri teman-teman untuk melihat kesempatan yang Tuhan berikan.
Langkah selanjutnya adalah berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkankan kesempatan tersebut.
Banyak dari kita yang mengalami kesulitan untuk dapat melihat kesempatan yang Tuhan berikan. Tapi lebih banyak lagi dari kita yang dapat melihat kesempatan yang Tuhan berikan, namun tidak melakukan apa-apa.
Bagi beberapa pelajar, mereka tahu untuk bisa lulus harus belajar keras. Karena ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan. Tapi sebagian dari pelajar tersebut terkadang terlalu malas untuk belajar.
Beberapa dari kita berdoa untuk memiliki sebuah hubungan pacaran atau suami istri yang harmonis dan langgeng. Namun ketika kita diberikan Tuhan seseorang pasangan, seringkali kita bahkan tidak berusaha untuk mempercayai pasangan kita, selalu cemburu, selalu terfokus melihat perbedaan yang ada, dan pada akhirnya memutuskan untuk menyerah dan berpisah. Tanpa berusaha sekuat tenaga kita, bagaimana bisa mendapatkan hubungan yang langgeng? Soulmate mungkin memang diberikan oleh Tuhan, tapi bagaimana kita mengelola hubungan kita dengan pasangan kita dengan semua perbedaan yang ada, itu adalah tanggung jawab kita!
Beberapa dari kita meminta untuk naik jabatan di pekerjaan kita. Tapi kita tidak bekerja sekuat tenaga, tidak bekerja semaksimal dengan kekuatan kita. Bahkan performa kerja kita tidak sebagus rekan kerja yang lain. Mana mungkin kita bisa naik jabatan!
Saya sempat berdiskusi dengan rekan saya : Jessica Farolan, mengenai topik ini. Dari diskusi tersebut saya mendapatkan insight, yaitu sebuah rumus. Rumus mengubah doa menjadi hasil yang diharapkan / expected outcome.
DOA = Kesempatan x Usaha = HASIL
Teman-teman, semua doa kita, permintaan kita, impian kita, tidak akan berhasil seandainya kita tidak mampu melihat kesempatan yang terbentang di hadapan kita. Kesempatan adalah pemberian Tuhan pertama. Kemudian, jika kita sudah dapat melihat kesempatan yang ada, tetapi kita tidak berusaha menggenggam kesempatan tersebut atau hanya berusaha setengah-setengah, maka kesempatan tersebut tidak akan ada berbuah apa-apa. Seberapa banyak pun kesempatan yang ada, kalau kita tidak berusaha, tidak mungkin berhasil. Hasilnya sama dengan nihil.
DOA /mimpi = 10 (kesempatan) x 0 (tidak berusaha) = 0 (nihil)
Tapi sangat disayangkan, sebagian besar dari kita, baik secara sadar ataupun tidak, masih memiliki mindset bahwa DOA = HASIL. Teman-teman, kita tidak dapat begitu saja menghilangkan bagian terpenting, yaitu bagian yang ditengahnya. Bahkan lebih lucu lagi, sering sekali saya mendengar banyak dari kenalan saya (bahkan terkadang saya juga melakukannya) ketika berdoa kepada Tuhan, ia berjanji kepada Tuhan kalau doa tersebut dikabulkan, maka ia baru akan melakukan sesuatu sebagai balasannya.
Contohnya :
“Tuhan, kalau saya lulus pada ujian kali ini, saya berjanji saya akan belajar lebih rajin dan mengurangi bermain.”
“Tuhan, kalau saya bisa sembuh, saya tidak akan merokok lagi, saya akan semakin sering beribadah, saya akan …, …, …, dsb.”
Pola berpikir seperti ini juga kita bawa ke banyak sisi dalam hidup kita. Misalkan :
Dalam pekerjaan, beberapa rekan kerja saya atau peserta seminar saya, pernah berkata kepada saya : “kalau seandainya mereka naik gaji 2x lipat, saya akan bekerja 2x lipat lebih keras dari sekarang.” Atau “kalau saya jadi manager, saya akan tidak akan menunda-nunda semua pekerjaan, pulang paling terakhir, dst, dst, dst…”
Pertanyaan yang kemudian saya lontarkan untuk rekan kerja saya atau peserta seminar saya, dan saat ini saya lontarkan kepada teman-teman adalah :
Mengapa teman-teman harus menunggu mendapatkan hasil terlebih dahulu, baru mau bekerja lebih keras?
Mengapa teman-teman tidak berusaha keras terlebih dahulu, baru mengharapkan imbalan yang sepantasnya?
Inilah salah satu alasan, mengapa lebih banyak orang yang tidak sukses dan hidup seadanya, dibandingkan jumlah orang yang sukses di dunia ini. Karena kebanyakan dari kita hanya mau berusaha lebih giat, JIKA kita sudah menerima hasilnya!
Apabila teman-teman ingin naik gaji 3x lipat, maka bekerjalah 3x lipat terlebih dahulu. Maka atasan teman-teman akan melihat kerja keras teman-teman, baru teman-teman akan diberikan imbalan yang setimpal!
Apabila ingin lulus ujian, mengapa tidak belajar giat dulu?
Apabila ingin sehat, mengapa tidak beribadah secara rutin dulu? Mengapa tidak berhenti merokok terlebih dahulu? Mengapa tidak rutin berolahraga terlebih dahulu?
Jadi sebenarnya teman-teman, jangan iri dengan pencapaian orang lain, karena mereka pasti telah melakukan apa yang selama ini belum kita lakukan. Sehingga saat ini mereka sedang menikmati hasil dari apapun yang mereka lakukan.
Inilah yang disebut dengan hukum tabur-tuai. Apapun yang teman-teman tabur, itulah yang teman-teman tuai. Teman-teman tidak akan pernah mendapatkan apapun yang teman-teman inginkan tanpa teman-teman pernah berusaha menanam dan merawatnya. Tanamlah dulu, rawatlah dulu, maka cepat atau lambat pohon tersebut akan berbuah dengan sangat manis. Jika teman-teman merawat dengan setengah-setengah, maka panen yang didapat juga tidak akan sebaik jika teman-teman merawat dengan sepenuh hati.
Yang perlu teman-teman perhatikan, semakin besar keinginan dan impian kita, semakin berat dan lama usaha yang perlu teman-teman keluarkan! Namun kebanyakan dari kita hanya menginginkan hasil yang besar dengan usaha yang kecil dan cepat. Jaman sekarang memang banyak yang instan, seperti kopi instan dan mie instan. Tetapi jika kita terlalu banyak memakan makanan yang instan, maka semakin cepat pula kita menjadi sakit. Jadi biasakan diri dan persiapkan diri untuk bekerja keras, “berdarah-darah”, dan menunggu dengan sabar sebelum semua usaha kita membuahkan hasil yang manis.
Saat kita harus menanggung beban dan tanggung jawab yang lebih besar sebagai konsekuensi dari mimpi kita yang besar, maka biasakan diri teman-teman untuk berdoa dengan cara yang benar. Berdoalah kepada Tuhan untuk menguatkan pundak kita, bukan beban di pundak kita yang diringankan. Karena hanya orang “kecil” sajalah yang memiliki beban yang ringan dipundaknya. Selain itu saat kita meminta Tuhan untuk menguatkan pundak kita, secara mental dan psikologis kita telah berbicara pada diri kita bahwa kita akan melewati sebuah kerja keras, sehingga hal tersebut akan membuat diri kita sepenuhnya lebih siap menghadapi “medan perang”.
Akhir kata, bila teman-teman menginginkan sesuatu, memimpikan sesuatu, segeralah berusaha. Aktiflah. Tidak ada tempat bagi orang-orang yang hanya duduk dan menunggu. Kesempatan memang selalu diberikan Tuhan, tapi kita sebagai manusia harus bekerja keras sesuai dengan porsi kita. Karena bagi saya, DOA = Do Our Action; kita aktif mengerjakan apa yang menjadi porsi kita, dan Tuhan akan menggenapi sisanya.
Bekerja keras menyambut kesempatan yang Tuhan berikan.
Bekerja keras sebagai ucapan syukur kepada Tuhan.
Dan bekerja keras mewujudkan mimpi kita.
Semoga teman-teman mendapatkan insight dari tulisan ini dan semua impian teman-teman terwujud.
Kastena Boshi
Follow me @WilliamSBudiman
Setuju banget! yah post ini sesuai sama kejadian yang baru gw alami sih. dan rumus itu bener-bener terjadi. mungkin kalau gw cuma berdoa aja tanpa berusaha, gw ga akan bisa mendapatkan apa yang gw inginkan. Jadi lakukan sesuatu seperti apa yang ingin didapatkan 😀
Materinya bagus banget ko.
hidup itu kan pilihan, Semua jalan yang kita pilih itu menentukan masa depan kita. Jadi kesempatan dengan usaha akan memperoleh keberhasilan..
Dan apabila hal yang baik kita lakukan maka hasilnya baik tapi bila tidak baik maka hasilnya buruk. Sama seperti kita menanam pohon jeruk maka hasilnya pohon jeruk bila kita menanam apel maka hasilnya apel. tidak mungkin kita menanam jeruk hasilnya apel..
🙂
setuju sama kamu… tapi kualitas jeruk setiap pohon pun berbeda, jadi kalau ingin dapat jeruk terbaik, perawatannya juga harus extra..
bener sekali ko semuanya kan ada ditangan kita klo kita mw yg terbaik y lakukan yg terbaik
Be, gw setuju banget sm perhitungan matematis lo&jessot tentang
DOA = KESEMPATAN x USAHA = HASIL
usaha adalah hal yang paling sulit dilakukan tetapi krusial dalam perhitungan utk mencapai hasil.. dan biasanya usaha hanya dibicarakan bkn dilakukan.. berlaku di gw jg nih.. makanya gw tertampar dengan perkataan :”jika teman-teman ingin sesuatu, memimpikan sesuatu, segera lakukan, aktiflah.”
gw skrng seperti sudah mendapatkan kesempatan, gw meninginkan hasil yang gw cita2kan..
tp usaha gw, gw akui, sangat minim…
Makasi ya,be tulisannya..
tulisan lo pas bgt buat gw.. gw lagi males2nya nih.. gw hrs lebih semangat!! gw akan berusaha biar dapet hasil yg memuaskan!! tunggu sebulan lagi, gw akan kabari bahwa gw mendapat hasil yg gw inginkan (^^,)
wah senang bisa membuat loe bersemangat.. semoga loe bisa mencapai itu yak… dan gwa akan mendengar kabar baik dari loe 1 bulan lagi…
wah,b..elo bener2 sudah menjadi trainer sejati..memasukkan dan mengkaitkan aspek2 yang elo tau…dari agama sampe 7th habits nya stephen covey…salut gue…yah,moga2 kita bisa terus mengamalbaktikan kata2 elo…
hm…. 7 habits bagian yang mananya ya?? proactive??
hahaha… iya dong, kl mau jadi trainer, ga boleh 1/2 – 1/2..
stujuu… sesuai sm situasi gw skarang… gw berdoa minta Tuhan kasih gw kerajinan… tp kl dr guenya ga mulai kerjain kerjaan yg bejibun itu.. sampe kapan jg gw ga rajin2… en kerjaan ga akan selese.. butuh usaha!!
Tulisan ini bagus karena:
gue jadi editornya dan nama gue disebut!
hahahaha
ga deh Be… becanda! XD
well… gue sangat setuju dengan apapun yg namanya taking chances and do our best. Tulisan ini menggambarkan secara singkat apa yang gue maksud sih 🙂
Gue tunggu tulisan berikutnya! 😀
Be, jangan terjebak menjadikan kesempatan itu sebuah konstanta yah. Jangan terjebak dengan konsep “doa=jin lampu” wlaupun itu bentuknya kesempatan. Ati-ati dgn konsep “new age movement”, terlepas dari kepercayaan apapun yah (“,) keep writing Be
doa memang bukan jin lampu, dan jawaban Tuhan memang bisa “Tidak”. Tapi tanpa kita pernah berusaha, maka semuanya juga sia-sia. lebih baik seseorang terus berusaha dan melihat segala hal sebagai sebuah kesempatan, sehingga selama dia berjalan akan selalu bersikap optimis, daripada hanya duduk dan menunggu.
Apakah jawaban Tuhan Ya/Tidak akan terlihat setelah kita berusaha. Itu yang mau gwa sampaikan disini, bukan bahwa semuanya Tuhan pasti kabulkan. Karena bagi gwa, Tuhan mengabulkan banyak hal yang bahkan yang belum kita minta dan mengabulkan itu dengan cara yang berbeda. Sehingga dengan belajar melihat kesempatan yang ada, kita belajar melihat maunya Tuhan, bukan kemauan kita.
Senang bisa berdiskusi dengan loe.. thx buat masukannya.
So what can I say be? Ini udah kumplit mengungkapkan semua yg perlu diungkapkan..Very good Monsieur SB.. 🙂 give us another great story..
ahoiii..
good writing be!
isinya sangat “menyentil” sekali..hehe
isi tulisannya bagus, hanya ingin memberikan sedikit tambahan ;
orang yg ngomong, saya akan bekerja lebih giat dan keras kalau gaji saya dinaikkan (entah berapa kali ), percayalah saat gajinya dinaikkan, dia tidak akan bekerja lebih giat dan keras. Demikian juga, orang yg berjanji akan lebih memperhatikan pekerjaan dan lebih bertanggung jawab,kalau dia dinaikkan jabatannya, percayalah dia tidak akan melakukannya meskipun sudah naik jabatan.
Mengapa ?
Simple sekali, karena dia memang tidak ada niat untuk itu, dan bermental “aji mumpung” saja !
orang demikian hanya mengobral janji, tapi tidak berbuat.
sedikit takjub elo bisa nulis blog….anak extrovert yang hobi pecicilan kayak elo…dan ga betah berlama2 diam di satu tempat bisa nulis panjanggggg..hahahahhahhahhaha..
pa kabar dek?
kangen kuliah neeeehhhh…
“Something has changed within me, Something is not the same. I’m through with playing by the rules of someone else’s game”
– defying gravity –
Waaahhhh…… ada tante ocha…. apa kabar tante ocha??? hahahaha, gwa juga takjub kok dengan gwa bisa menulis blog sepanjang itu sekarang, padahal gwa paling malas ngetik yah dr kuliah dulu.. yah memang lha si “mimpi-mimpi” itu change me a lot… hahaha… mau ga mau hrs jadi orang yang baru buat dapetin hasil yang diinginkan.. kan aktif berusaha buat bisa ngewujudin doa gwa, tante… mau bikin buku nih, latian lewat blog… komen terus yak, biar gwa bisa improve terus dalam nulis..
TANTEE… gwa kangen masa kita kuliah dulu, masa kita berantem debat suatu topik atau kasus… hahahaha….
Artikel yang oke..
Doa,kerja keras,tanggung jawab,kemauan,mmg kunci keberhasilan.
Sangat diberkati sm artikel ini ko,wlpn gw udh 2X denger berturut2 wktu lo jd trainer n 1X baca artikel ini,bikin gw sll bersyukur sm hidup gw.
Sukses terus ko will..
Jangan lupa,artikel kepercayaan cinta longdistance. Msh gw tunggu..Penting bgt soalnya. Yee..haha
Ira yg ga prnh salah.:)
masalah kepercayaan pacaran longdistance itu ga bisa ditulis apa2 lagi.. loe udah tau juga mesti percaya.. jadi apa yang harus ditulis lagi.. just do it kalo kata nike..
Ini udah oke be, gue demen dah tulisan lo disini…mungkin sedikit komentar (biasa orang Indonesia kan bisanya komentar mulu) hahaha…ngomong sih gampang ya ;p
menurut gue sih semua orang seharusnya sudah mengerti akan hal ini be, tapi hanya SEDIKIT orang yang bener2 mau berusaha…
Contohnya, para pelajar juga sebenernya paham kalao tidak belajar maka akan gagal ujian, tapi berapa persen yang sadar dan giat belajar?
Blum lagi kalau kita golongkan orang-orang yang memang sadar, tapi membatasi kesadaran tersebut sampai level kenyamanan mereka (Comfort zone) i.e. ah buat gue dapet 6 atau 7 aja udah dapet koq.
Once again, mantap lah be hahaha… kapan2 gue undang ke gereja dah buat seminar ye? kwkwkwk…
Good luck bro!
thx banget sim buat komentarnya… hehehe, boleh2… gitu gwa balik dari Cina dan ada waktu, boleh undang gwa buat seminar di gereja loe.. Kapanpun…
wwooooooow gue suka artikel yang ini. hihi membangun beeeee…. sekaligus menampar gue… hahhaha… thx be sudah membangikan eneri positifnya lewat tulisannya…. ^^ ditunggu juga tulisan2 lucunya… hahhaha