Anti-Intelektualisme Adalah Kanker Dalam Masyarakat Indonesia

Pernahkah Anda merasa ada sesuatu yang sangat salah ketika membaca status-status di sosial media Anda atau membaca komentar-komentar di berita online?

Saya pernah.

Pernahkan Anda merasa bingung, miris, kesal, sedih (atau semuanya dicampur jadi satu), ketika melihat teman atau saudara kita sangat percaya dengan berita atau artikel hoax dari situs abal-abal di sosial media, lalu ia menyebarkan informasi tersebut dengan bangga dan ditambahkan kata-kata persuasif agresif seperti layaknya sales yang dikejar target?

Saya pernah.

Pernah berdebat mengenai sebuah topik di sosial media dengan seseorang yang justru lebih tertarik mengatai/menghina/melabel kita dibandingkan isi dari argumen yang sedang didebatkan?

Saya pernah.

Teman-teman, tiga hal di atas adalah sedikit dari ciri-ciri dari sebuah fenomena yang kita sebut sebagai anti-intelektualisme. Anti-intelektualisme adalah sebuah pandangan, pemikiran, sikap dan tindakan yang berseberangan, meremehkan, ataupun menolak ide-ide, teori, kajian-kajian yang menggunakan pendekatan keilmuan (ilmiah). Secara sederhana, anti-intelektualime adalah pandangan, dan tindakan yang jauh dari pendekatan intelektual.

Fenomena Anti-Intelektualisme

Fenomena Anti-Intelektualisme

Fenomena anti-intelektualisme ini tidak dapat kita abaikan dan kita remehkan begitu saja, karena dapat berdampak besar dalam persatuan bangsa dan negara kita. Anti-intelektualisme adalah kanker yang ada dalam bangsa kita, berlipat ganda pertumbuhannya atas bantuan sosial media, dan mulai merobek persatuan masyarakat kita.

Read More

5 Pelajaran EQ Sederhana dari Film Inside Out

INSIDE-OUT

Saya selalu suka dengan film animasi Pixar melebihi film animasi dari produksi studio lainnya. Mengapa? Karena Pixar mampu menyuguhkan sebuah cerita animasi yang menarik, lucu, menyentuh, dan penuh dengan pelajaran hidup bagi anak kecil maupun dewasa. Anak yang menonton mampu terhibur, orangtua dan dewasa yang menonton mampu tersentil melalui pembelajaran yang disuguhkan dalam sebuah kisah yang menarik. Dan kecintaan saya terhadap film Pixar semakin menjadi-jadi setelah keluarnya film terbaru mereka, yaitu Inside Out!

Saya adalah seorang trainer yang bergerak di bidang kesehatan psikologis, sehingga saya sangat sering berbicara dengan kecerdasan emosi, karena salah satu ciri mereka yang mampu sehat secara psikologis adalah mereka yang pintar dalam mengelola emosi. Dan Pixar melalui film Inside Out membantu saya dalam tugas saya. Pertama, film ini membangun kesadaran seberapa pentingnya emosi dalam hidup seseorang. Kedua, Inside Out menggambarkan secara sederhana cara kerja emosi, yang memungkin saya meminjam film tersebut untuk menjelaskan kecerdasan emosi kepada banyak orang.

Untuk poin kedua di atas, mari kita melihat beberapa pelajaran mengenai kecerdasan emosi yang diberikan oleh film ini. Memang film ini dapat dibedah secara mendalam, tetapi pada kesempatan ini mari kita pelajari 5 hal sederhana saja.
Read More

Tweets #MelekEmosi Pilihan part 8

Follow my tweet @WilliamSBudiman

  1. Nah diantara sekian banyak emosi, yang paling bahaya buat dipendem sendiri lama-lama dalam hati itu adalah marah. #MelekEmosi
  2. Melebihi segala jenis emosi lainnya, simpan and pendem marah itu dampaknya paling parah buat diri sendiri. #MelekEmosi
  3. Sayangnya byk org yang masih merasa kalau mendem marah (apalagi kalau cuma marah soal hal kecil) itu ga masalah. Tapi ga begitu! #MelekEmosi
  4. Marah = Rayap Super. Kesehatan Psikologis Manusia = Kotak Kayu. #MelekEmosi
  5. Marah=Rayap Super. Simpen marah dlm hati = buang rayap ke dlm kotak kayu. Jaminan “digerogotin” dari dlm sampai kotak itu rusak. #MelekEmosi
  6. Walau cuma 1 rayap kecil yang disimpen dlm kotak kayu. Tetap tunggu waktu cepat/lambat, kotak kayu kita bakal hancur juga. #MelekEmosi
  7. Kalau kita mau #SehatPsikologis, syarat utamanya adalah bisa ekspresiin marah dengan baik.
  8. Masalah utamanya : bagi kita org timur, kita sudah ditanamkan dalam-dalam dari kecil kalau marah itu salah! #MelekEmosi
  9. Makanya setiap kita marah, pasti kita dimarahin balik sama orangtua/guru karena kita marah. “Anak baik itu ga boleh marah!” #MelekEmosi
  10. Lucunya kl orgtua/guru marah = tanda sayang. Anak marah = salah/ga sopan. Kasihan ya kita dr kecil diajar buat jd ga konsisten! #MelekEmosi
  11. Mkny jg pas kita dimarahin,kita suka marah balik. Krn bagi kita,org itu melakukan hal yg tidak sepantasnya ke kita,yaitu: Marah. #MelekEmosi
  12. Kalau keyakinan kita dari kecil bahwa marah itu salah, gimana kita bisa mengekspresikan marah dengan baik? Kan ga boleh marah. #MelekEmosi
  13. Oleh krn itu,agar kita bisa mengekspresikan marah dengan baik, kita perlu mengubah mindset/pemikiran kita ttg marah itu sendiri. #MelekEmosi
  14. Marah itu kasihan. Dia selalu dikambinghitamkan dan dilabel buruk sama masyarakat. Padahal marah itu hal manusiawi loh. #MelekEmosi
  15. CATAT! Marah itu tidak pernah salah, bahkan wajar. Yang salah adalah cara dan kepada siapa kita marah. #MelekEmosi
  16. Kita srg bgt marah ke orang (bhkan benda/hewan) yang salah. Dan cara kita salah dan menyakiti. Ini sumber segala bencana dunia! #MelekEmosi
  17. “Marah itu mudah! Tp marah pada org yg bnr,pada saat yg bnr, u/ tujuan yg bnr & dgn cara yg bnr,itu yg tdk mudah!” ~Aristoteles #MelekEmosi

Kastena Boshi

Tweets #MelekEmosi Pilihan part 7

Follow my tweet @WilliamSBudiman

  1. Ekspresi emosi bisa kita analogikan seperti KENTUT. #MelekEmosi
  2. Lihat saya bahas kentut di twitter pasti byk yg merasa aneh & ga pantas. Sama ky persepsi masy Indo soal mengekspresikan emosi. #MelekEmosi
  3. Ekspresi emosi = kentut. Perilaku yang dianggap orang malu-maluin, ga sopan & ga seharusnya. #MelekEmosi
  4. Ekspresi emosi = kentut. Dikeluarin malu, ditahan sakit. Dilematis. #MelekEmosi
  5. Ekspresi emosi = kentut. Suka ga suka, mau ga mau, ujung-ujungnya harus dikeluarin. #MelekEmosi
  6. Ekspresi emosi = kentut. Terlalu lama ditahan, makin sakit kita. Mau kerja apapun ga konsen, yg kepikiran cuma kentutnya doang. #MelekEmosi
  7. Ekspresi emosi = kentut. Kalau kita ga kentut berhari-hari, harus ke dokter. Malah bisa-bisa diopname. #MelekEmosi
  8. Ekspresi emosi = kentut. Kalau ditahan lebih lama, pas akhirnya keluar, dampaknya jauh lebih dasyat. Bisa “membunuh” org lain. #MelekEmosi
  9. Ekspresi emosi = kentut. Walau kita usahain tahan,muka kita tetap kelihatan lagi nahan/aneh ekspresinya. Org lain tetap curiga. #MelekEmosi
  10. Kelamaan tahan kentut,jd ga bs bedain knp skt perut. Mau BAB/cm kentut. Emosi ditahan buat kita ga bs menilai masalah dgn baik. #MelekEmosi
  11. (1/2)Ekspresi emosi=kentut. Kentut keras kmgknan bsr ga bau. Kentut pelan=bahaya! Kentut yg kelamaan ditahan, bs jadi tipe ke2. #MelekEmosi
  12. (2/2) Org yg ekspresif emosi kemungkinan besar lebih #SehatPsikologis drpd yg susah atau tidak ekspresif dalam emosi. #MelekEmosi
  13. (1/2)Ekspresi emosi = kentut. Ga blh ditahan krn ga sehat. Jd bljr kentut yg pintar. Kentut yg tepat sasaran & tidak mengganggu. #MelekEmosi
  14. (2/2) Emosi ga blh ditahan krn ga #SehatPsikologis. Jd bljr cara ekspresi emosi yg pintar demi hidup yg lbh baik.#MelekEmosi
  15. Jgn malu u/ kentut krn itu wajar, terlebih jgn malu u/ ekspresikan emosi. Emosi yg terekspresikan dgn tepat itu dampaknya hebat! #MelekEmosi

Kastena Boshi

Tweets #MelekEmosi Pilihan part 6

Follow my tweet @WilliamSBudiman

  1. Walau sejak SMP-kuliah selalu jadi ketua di organisasi siswa/mhsw, tapi baru menyadari arti menjadi pemimpin saat di @AethraLC
  2. Tantangan terbesar pemimpin itu ternyata bukan membawa tim menjadi produktif, tapi bagaimana membawa tim jadi kondusif & berfungsi optimal.
  3. Fokus pemimpin itu bukan kecepatan tertinggi yg dihasilkan sebuah “mobil”,tp bgmn setiap sparepart “mobil” terawat & berfungsi baik.
  4. Kalau mobilnya bisa kenceng sekarang,tp sparepartnya rusak dan akhirnya mobilnya berhenti, buat apa?
  5. Pemimpin hrs sadar kalau menghire anak buah itu bukan cm menghire tenaga & keahliannya,tp jg seluruh masalahnya. karena manusia itu 1 paket.
  6. Pemimpin tidak bisa cuma mau dapat hasil kerja yang optimum, tapi menolak memperhatikan masalah psikologis & kesehatan mental bawahannya.
  7. Pemimpin yang hebat itu sadar kalau psychological well being / kesehatan mental karyawan itu berbanding lurus dgn performa. #MelekEmosi
  8. Makanya kita hrs peka emosi yg dialami bawahan dan bertindak sesuai dgn info itu, demi memenuhi kebutuhan emosi mereka. #MelekEmosi
  9. Sebelum mengelola kebutuhan emosi bawahan, hrs bs mengelola kebutuhan emosi kita dl. Krn membantu emotional needs org itu lelah. #MelekEmosi
  10. Kalau malah pemimpinnya yg kesehatan mentalnya jebol krn kelelahan mengelola emotional needs bawahan = gawat & kacau. #MelekEmosi
  11. Jadi mulailah #MelekEmosi untuk jadi pemimpin yg lbh baik. Pemimpin yang cerdas emosi. Emotionally Smart Leader.

Kastena Boshi

Sekolah : Pabrik Penghasil Robot [ ? ]

Senin 3 Maret 2014, Jakarta kembali dihebohkan dengan berita seorang mahasiswa Unas tewas bunuh diri setelah meloncat dari lantai 5 gedung ITC Depok. Peristiwa ini mengundang banyak respon dari masyarakat di media sosial. Sebagian ada yang mengatakan bahwa hal yang dilakukan mahasiswa tersebut adalah tindakan egois dan bodoh, yang kemudian dengan cepat pula pernyataan tersebut disambut dengan kecaman dari banyak pihak. Pihak yang mengecam tersebut di timeline media sosial saya kebanyakan adalah mahasiswa psikologi. Saya sarjana psikologi. Bagi saya peristiwa bunuh diri adalah bodoh.

Sebelum teman-teman mulai mengecap saya buruk, menutup halaman ini, atau langsung mengecam pernyataan saya, tolong lanjut baca penjelasan saya. Saya belum selesai.

Saya setuju dengan semua pihak yang mengatakan bahwa perilaku bunuh diri adalah sebuah kebodohan dari korban bunuh diri. Perilaku mengakhiri hidup demi menyelesaikan masalah itu bodoh, apalagi terkadang masalahnya sangat sepele. Sebelum menulis tulisan ini saya membaca beberapa berita berkaitan dengan bunuh diri. Ada kasus seorang anak SMA bunuh diri karena tidak diberi uang untuk membeli softlens oleh keluarganya. Ketika saya baca berita itu, saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Memang benar tindakan mereka bodoh. Akan tetapi ada 1 hal yang terlupakan oleh kita, yaitu :

kondisi psikologis kita tidak sama dengan kondisi psikologis mereka para bunuh diri.  Read More

Tweets #MelekEmosi Pilihan part 4

Follow my tweet @WilliamSBudiman

  1. Superman ada Lex Luthor. Batman ada Joker. Dora ada swiper. Kalau di bidang emosi & psikologi,banditnya itu depresi. #MelekEmosi
  2. Awalnya depresi itu emosi biasa yg berubah “jahat” krn kita ga peduli samanya. Depresi ibarat Anakin Skywalker jd Darth Vader. #MelekEmosi
  3. Kemampuan super si depresi itu bisa “membisiki” manusia buat bunuh diri. Dia juga bisa buat manusia ga bisa berfungsi normal. #MelekEmosi
  4. Kaya virus komputer. Kdg kita ga sadar kpn terjangkit. Pas sadar, komputer sudah ga bisa booting. Itu cara kerja depresi. #MelekEmosi
  5. WHO sudah menetapkan kalau depresi adl krisis global & thn 2020 akan menggantikan sakit jantung sbg pembunuh nomor 1. #MelekEmosi
  6. Survey terakhir itu nunjukin kalau 94% penduduk Indonesia (jgn-jgn itu kita) itu sudah dijangkiti dan dibisiki oleh depresi. #MelekEmosi
  7. Angka 94% itu makin lama makin besar,krn masyarakat itu buta emosi. Dan persis kaya virus, depresi itu nular. #MelekEmosi
  8. Padahal kalau kita #MelekEmosi kita bisa dgn mudah mendeteksi kalau si depresi mulai mendekati kita.
  9. Masalahnya masyarakat kita sudah buta emosi,kepala batu pula. Tetap menganggap kesehatan mental itu hal remeh. Saatnya berubah. #MelekEmosi
  10. #MelekEmosi untuk mengelola emosi dgn lebih baik agar depresi berlari menjauh. Mari kita bangun masyarakat yg bahagia.
  11. Happiness is a choice not a result! So what do you choose? Just smile and goodnite all. Thanks for all the RT. #MelekEmosi