Optimisme vs Harapan

Salah satu pemahaman baru yang saya dapat dari pertemuan komunitas Positif Psikologi beberapa hari yang lalu yaitu harapan dan optimisme itu berbeda. Sadarkah teman-teman kalau seseorang bisa berharap tapi tidak optimis. Memiliki harapan akan perubahan tapi tidak percaya/optimis bahwa apapun yang dilakukan dapat membawa perubahan.

Mungkin itu juga sebabnya banyak orang yang setelah “jatuh” dan mengalami kesulitan-kesulitan, ia tetap dapat bertahan, tetapi tidak melakukan banyak hal yang dapat mengubah kondisi hidupnya untuk menjadi lebih baik. Hal itu disebabkan karena orang tersebut tidak optimis bahwa tindakannya akan berdampak.

Contoh sederhana lain, cowok/cewek tertarik sama seseorang. Jatuh cinta. Berharap dia jadi miliknya. Memiliki harapan itu. Setiap hari membayangkan kegiatan yang akan dilakukan sama dia ketika sudah jadi pasangannya. Membayangkan emosi yang muncul kalau jadi pacarnya. Tapi ga pernah menyatakan perasaan atau melakukan sesuatu untuk bisa semakin dekat. Karena takut dan ga percaya atau ga optimis kalau tindakannya bakal berhasil mencapai harapannya.

Harapan bersifat pasif. Optimisme bersifat aktif.
Harapan membuat kita bertahan. Optimisme mendorong kita maju.

Siapakah kita?
Kita orang yang hanya penuh harapan atau orang yang optimis?

Kastena boshi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.