Jangan Terjebak Pada Kesedihan Yang Sama

Seorang guru spiritual diundang datang ke sebuah seminar yang dihadiri ribuan hadirin. Guru tersebut diminta untuk berceramah dan memberikan nasihat-nasihat hidup bagi para hadirin. Saat sang guru ini mulai naik ke atas panggung, seluruh hadirin bertepuk tangan menyambutnya dan penasaran menanti wejangan-wejangan yang akan diberikan oleh guru spiritual ini.

Di atas panggung, sang guru memulai ceramahnya dengan menceritakan sebuah lelucon. Seluruh hadirin tertawa mendengarnya. Setelah hadirin berhenti tertawa, sang guru kembali menceritakan lelucon yang sama, kali ini hanya sebagian hadirin yang tertawa. kemudian sang guru tersebut selama 10 menit kemudian terus mengulangi cerita lelucon yang sama, sampai tidak ada satu pun hadirin yang tertawa lagi. Melihat raut wajah para hadirin yang terlihat bingung, sang guru pun tertawa.

Sang guru kemudian tersenyum lebar dan berkata, “Apabila kamu tidak dapat tertawa pada lelucon yang sama berulang-ulang, mengapa kamu selalu menangisi masalah yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sangat lama?”

Setelah berbicara itu, sang guru pun turun panggung meninggalkan para hadirin yang termenung mendengar ucapannya.

Make Happiness a Habit and SMILE UP YOUR LIFE!

Kastena Boshi

follow me @WilliamSBudiman

Saat Hati Anda Tidak Dapat Tersenyum

Sosial Media di Indonesia bukan hanya merupakan sebuah sarana untuk berkomunikasi. Sosial media seperti Facebook, Twitter, Path, dan sebagainya, mempunyai fungsi baru yaitu sebagai konselor terapis hati. Hampir setiap hari di timeline Facebook atau Twitter kita bisa melihat curhat colongan banyak orang. Mau dari curhat yang mengenaskan hati sampai memanaskan hati para pembacanya.

social-media-confusionSebagai konselor terapis hati, facebook dan twitter memiliki segala kriteria terbaik seorang konselor, yaitu : pendengar yang baik, tidak akan menginterupsi, dan tidak menilai buruk kita. Buktinya facebook dan twitter sekarang ini adalah konselor terapis hati dengan jumlah pasien terbesar di Indonesia, di mana saya termasuk salah satu daftar pasien setianya. Apalagi jika saya kebetulan sedang saya baru saja mengalami sebuah peristiwa yang mengecewakan dan menyedihkan. Walaupun banyak orang merasa sosmed jangan dijadikan area curhat, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ketika bisa curhat di sosmed terkadang membawa kelegaan tersendiri.

Kalau kita adalah pengikut prinsip : kita tidak dapat dan tidak perlu menyenangkan semua orang, dan jadilah diri sendiri. Maka kita harus konsisten dengan hal tersebut. Jangan marah juga ketika orang lain berusaha menjadi dirinya sendiri, yang mungkin salah satunya adalah curhat di sosmed. Kita harus belajar untuk bisa menerima bahwa cara setiap orang mengekspresikan dan mengelola kekecewaan dan kesedihan itu berbeda-beda.

Berbicara soal mengelola perasaan kecewa atau sedih, saya seringkali dikatakan oleh teman-teman saya bahwa saya orang yang pintar mengelola emosi. Bahkan ketika menghadapi masalah besar, saya mampu membawa diri dengan baik di luar. Saat ini saya ingin berbagi sedikit rahasia bagaimana saya bisa mengelola emosi diri dengan baik. Namun sebelumnya, saya akan sedikit menjelaskan sedikit tentang psikologis manusia.

Dalam diri manusia terdapat 3 elemen utama yang berpengaruh besar dalam kehidupan kita sehari-hari. 3 elemen tersebut adalah Pikiran, Emosi, Tubuh. Saya singkat dengan sebutan PET.

Pikiran (mind), Emosi (emotion), dan Tubuh (body), ketiga elemen ini saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dan pada akhirnya menghasilkan perilaku tertentu.

Ketika emosi kita mengalami perubahan, maka kondisi pikiran dan tubuh lainnya ikut berubah. Demikian juga seandainya pikiran atau tubuh kita mengalami perubahan, maka dua elemen lainnya ikut terpengaruh.

Read More