The Deadliest Prison on Earth
Dua orang kakak beradik, Floyd Cunningham (10 tahun) dan Glenn Cunningham (8 tahun), menjadi korban dalam sebuah kebakaran sekolah. Floyd meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Glenn mengalami luka bakar parah pada kedua kakinya. Ia kehilangan hampir semua daging pada kedua lutut dan tulang keringnya, dan kehilangan semua jari telapak kaki kirinya. Para dokter yang menangani Glenn, merekomendasi agar kedua kaki Glenn diamputasi. Hal ini kemudian tidak jadi dilakukan karena Glenn meminta dan memohon kepada kedua orangtuanya untuk tidak mengijinkan para dokter mengamputasi kakinya. Dokter telah memprediksikan dan memvonis bahwa Glenn tidak bisa berjalan lagi.
Tapi dengan keyakinan, tekad dan usaha yang luar biasa (dan pijitan di kaki Glenn dari orangtuanya setiap hari), kurang lebih 2 tahun setelah kejadian tersebut Glenn pertama kalinya mencoba untuk kembali berjalan. Singkat cerita akhirnya Glenn berhasil bisa berjalan, bahkan ia bisa berlari!! Ia memutuskan menjadi atlet lari. Hasil yang diperoleh luar biasa, dari tahun 1932 – 1934, ia memenangi 6 Kejuaraan Lari Indoor. Kemudian di tahun 1936, ia memenangi medali perak di Olimpiade Berlin. Pada tahun 1938, ia mencetak rekor sebagai pelari 1 mill tercepat di dunia (saat ini rekornya sudah dipecahkan oleh beberapa pelari lainnya). Pada tahun yang sama pula, ia meraih gelar doktoralnya dari Universitas New York.
dr. Glenn Cunningham mempunyai nama julukan “the Kansas Flyer”, “ the Elkhart Express” dan “the Iron Horse of Kansas”. Sebuah taman di tempat asalnya, Elkhart, Kansas, diberi nama sesuai dengan namanya sebagai penghargaan untuk dirinya. Dari anak kecil yang sudah divonis tidak akan berjalan sampai menjadi salah satu pelari tercepat di masanya. Glenn Cunningham menunjukkan arti sebuah keyakinan. Read More